Kilasbisnis.com, Surabaya— Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga tetap stabil dalam keputusan yang dirilis pada hari Rabu atau kamis dini hari dan juga mengindikasikan bahwa pihaknya masih memperkirakan satu kenaikan lagi sebelum akhir tahun dan penurunan yang lebih sedikit dibandingkan yang ditunjukkan sebelumnya pada tahun depan. Peningkatan terakhir tersebut, jika terealisasi, akan cukup untuk siklus ini, berdasarkan proyeksi yang dirilis bank sentral pada akhir pertemuan dua harinya. Pasar sudah memperhitungkan tidak adanya pergerakan pada pertemuan ini, yang menjaga suku bunga The Fed berada pada kisaran target antara 5,25% - 5%, tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
Suku bunga ini menetapkan besarnya biaya yang dibebankan bank kepada satu sama lain untuk pinjaman semalam, namun juga meluas ke berbagai bentuk utang konsumen. Meskipun diperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga, terdapat ketidakpastian mengenai arah kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan menetapkan suku bunga. Dilihat dari dokumen yang dirilis pada hari Rabu, bias muncul terhadap kebijakan yang lebih ketat dan pendekatan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Proyeksi yang dirilis dalam dot-plot The Fed menunjukkan kemungkinan adanya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, kemudian dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2024, dua kali lebih sedikit dibandingkan yang ditunjukkan pada pembaruan terakhir bulan Juni. Dua belas peserta pertemuan tersebut menyetujui kenaikan tambahan tersebut, sementara tujuh orang menentangnya. Hal ini menyebabkan lebih banyak orang yang menentang dibandingkan pada pertemuan bulan Juni. Proyeksi suku bunga dana fed fund juga bergerak lebih tinggi pada tahun 2025, dengan perkiraan median sebesar 3,9%, dibandingkan dengan 3,4% sebelumnya.
Pasar modal regional dan global tampaknya sudah memprediksi hal ini dengan kenaikan bursa global di pekan ini yang mengindikasikan investor yakin The Fed menahan suku bunga acuannya di bulan September. Indeks Dow Jones menguat hampir 0,5% merespon rilis FOMC minutes yang mengindikasikan pasar kembali bergerak bullish dengan harapan ruang untuk pertumbuhan ekonomi terutama di AS dapat tetap berjalan pada tren positif.
Penulis : Ronald Marco, Praktisi Pasar Modal
Sementara itu, diluar dugaan IHSG bergerak anomali melawan trend bursa regional Asia dan Pasifik yang melemah pada perdagangan kemarin (20/09). Mayoritas bursa Asia dan Pasifik ditutup di zona merah, antara lain bursa Jepang Nikkei turun -0,66%, Thailand FTSE turun tajam -0,99%, dan Hangseng melemah 0,62%. IHSG sendiri ditutup naik pada level 7011,68 atau menguat 31,36 poin (0,45%) pada perdagangan Rabu (20/09). Sebanyak 395 saham mengalami kenaikan harga, sedangkan 319 saham mengalami penurunan harga. 270 saham tak mengalami perubahan harga dengan nilai transaksi Rp11,3 triliun. Saham-saham yang teraktif diperdagangkan diantaranya LEAD sebanyak 37.010 kali senilai Rp6,94 miliar, kemudian INET sebanyak 22.579 kali senilai Rp71,9 miliar, dan MEDC sebanyak 22.478 kali senilai Rp326,7 miliar. Indeks sektor Keuangan, sektor Transportasi, dan sektor Konsumer menjadi motor penggerak, disaat beberapa sektor terpantau melemah seperti sektor Properti, sektor Energi, dan sektor Industri Dasar. Emiten perbankan blue chip bergerak menguat dan mendorong indeks tetap berada di zona hijau, seperti BBNI yang menguat 1,3%, BMRI ditutup naik 1,2%, dan BBCA 0,8%. Emiten milik Erick Thohir menjadi salah satu top gainer, yaitu MARI dengan lonjakan kenaikan 28�n ABBA 9,6%, dampak dari isu bahwa menteri BUMN ini mejadi pesaing kuat Cawapres pada Pemilu 2024.
Untuk pertama kalinya sejak 1 Desember 2022, IHSG mampu ditutup di atas level psikologis 7000. Dengan kenaikan volume harian yang lebih baik dari hari sebelumnya, maka diperkirakan indeks masih akan menguat pada perdagangan hari ini, dibarengi sentimen regional FED rate yang tetap ditahan. Area resist 7050 berpotensi akan diuji hari ini, dengan area support berada pada level 6935. Koreksi harga minyak dunia setelah rally dalam beberapa bulan terakhir dapat menjadi pemberat, terutama pada sektor energi, sektor finansial, dan transportasi dan logistik. Namun, sektor properti masih belum dapat move on. Sektor teknologi memiliki peluang untuk rebound, dipicu suku bunga AS.
Berikut saham-saham yang berpeluang menguat hari ini berdasarkan analisa fundamental dan teknikal oleh tim riset Marcomology:
1. Dana Brata Luhur Tbk (TEBE)
Rekomendasi buy TEBE: 840, TP1: 880, TP2: 915
2. Gunawan Dianjaya Steel TBK (GDST)
Rekomendasi buy GDST: 154, TP1: 160, TP2: 175
3. Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)
Rekomendasi buy MBSS: 1250, TP1: 1310, TP2: 1370
4. Pelita Samudera Shipping TBk (PSSI)
Rekomendasi buy PSSI: 605, TP1: 645, TP2: 675
Editor : Redaksi