Kilasbisnis.com, Surabaya – Operasi Zebra Semeru 2025 resmi ditutup. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Timur mencatat adanya kenaikan jumlah kecelakaan, namun angka fatalitas justru turun signifikan sepanjang operasi.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Iwan Saktiadi, mengatakan penurunan itu tak lepas dari penguatan upaya preemtif dan preventif yang dijalankan Ditlantas dan jajaran Polres.
“Jumlah korban meninggal dunia tahun lalu mencapai 21 orang. Pada 2025 turun menjadi 9 orang, atau turun 57 persen,” ujar Iwan Saktiadi, Jumat (5/12).
ETLE Digenjot, Tilang Manual Turun 97 Persen
Sesuai instruksi Kakorlantas Polri, penegakan hukum kini semakin diarahkan berbasis elektronik. Dampaknya terlihat dari lonjakan signifikan pada penindakan melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Pada 2024, ETLE statis mencatat 882 pelanggaran. Tahun ini angkanya meroket menjadi 29.148. Sementara ETLE mobile naik dari 20.310 pelanggaran menjadi 56.908 pada 2025, atau meningkat 180 persen.
Sebaliknya, jumlah tilang manual anjlok tajam dari 83.032 pada 2024 menjadi hanya 2.285 pelanggaran. “Ini sejalan dengan arahan untuk memaksimalkan ETLE. Tilang manual hanya dikeluarkan jika pelanggaran tertangkap tangan dan harus menjadi opsi terakhir,” katanya.
Iwan menambahkan, kamera ETLE tak hanya berfungsi untuk penegakan hukum, tetapi juga membantu rekayasa lalu lintas. “Mulai dari penghitungan volume kendaraan hingga mitigasi kepadatan,” ujarnya.
Pelanggaran Didominasi Pengendara Motor, Khususnya Helm Tidak SNI
Selama operasi, pelanggaran paling banyak dilakukan pengendara sepeda motor. Tidak memakai helm berstandar nasional dan melawan arus menjadi temuan utama.
“Kami terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan. Melawan arus sangat berbahaya dan banyak dikeluhkan warga,” kata Iwan.
Balap Liar Jadi Sorotan, Penindakan Dilakukan secara Edukatif dan Humanis
Balap liar masih menjadi aduan utama masyarakat. Sesuai instruksi Kakorlantas, jajaran Polantas diminta menindak tegas namun tetap humanis.
Iwan mencontohkan penanganan balap liar di Tuban, yang dilakukan dengan mengundang orang tua dan guru sebagai bagian dari pendekatan edukatif. “Sebanyak 39 Polres di Jatim mengedepankan langkah preventif, persuasif, dan edukatif,” jelasnya.
Mayoritas pelaku balap liar masih di bawah umur. “Kami berharap orang tua meningkatkan pengawasan. Anak yang belum cakap secara hukum dan keterampilan jangan diizinkan mengendarai motor,” tegasnya.
Ia juga menyoroti kendaraan yang digunakan balap liar umumnya tidak laik jalan. “Banyak yang pakai knalpot tidak standar, tanpa lampu, tanpa sein, tanpa spion, dan tanpa helm. Ini sangat membahayakan,” tambah Iwan.
Gandeng Tokoh Agama dan Influencer
Dalam Operasi Zebra tahun ini, Polda Jatim turut melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga influencer untuk menyuarakan kampanye tertib lalu lintas.
“Tokoh seperti Gus Iqdam rutin menyampaikan pesan keselamatan kepada jamaah. Peran para tokoh ini penting untuk memperluas jangkauan edukasi,” ujar Iwan.
Perlindungan Pejalan Kaki dan Program ‘Polantas Menyapa’
Kakorlantas Polri juga menekankan pentingnya perlindungan pejalan kaki. Polda Jatim pun berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan trotoar yang kerap dialihfungsikan.
“Trotoar dikenal banyak dipakai untuk berdagang hingga parkir. Perlu kolaborasi dengan Satpol PP dan Dishub,” kata Iwan.
Ia juga menyoroti program “Polantas Menyapa” sebagai sarana mendekatkan polisi dengan masyarakat melalui dialog santai.
Editor : Redaksi