Kenali ciri ciri Love Bombing: Manipulasi Berkedok Kasih Sayang

Reporter : Ardhia Putri
Ilistrasi:AI

Kilasbisnis.com, Surabaya -  Fenomena love bombing semakin sering menjadi sorotan dalam dinamika hubungan modern. Istilah ini merujuk pada pola manipulasi emosional di mana seseorang memberikan perhatian, pujian, dan kasih sayang berlebihan di awal hubungan untuk membuat target merasa istimewa. Namun, di balik sikap manis tersebut, tersimpan niat untuk mengendalikan dan memanfaatkan korban.  

Love bombing biasanya ditandai dengan intensitas komunikasi yang tinggi, pujian berlebihan, hingga dorongan untuk mempercepat kedekatan emosional maupun fisik. Setelah korban merasa terikat, pelaku kerap menunjukkan sisi manipulatif, seperti bermain peran sebagai korban (playing victim), melakukan gaslighting, hingga mendorong hubungan intim tanpa persetujuan sehat.  

Pakar psikologi hubungan menyebut pola ini berbahaya karena dapat membuat korban sulit membedakan antara cinta tulus dan manipulasi. Love bombing seringkali membuat seseorang merasa diistimewakan, padahal sebenarnya itu bentuk jebakan emosional. Korban bisa mengalami tekanan mental, rasa bersalah, bahkan kehilangan kendali atas dirinya.

Fenomena ini juga kerap terjadi di lingkungan pertemanan maupun profesional. Salah satu pola yang sering muncul adalah pelaku menceritakan kisah sedih atau masalah pribadi secara berlebihan untuk menimbulkan rasa kasihan. Dari situ, korban digiring untuk memberikan perhatian lebih, hingga akhirnya dimanfaatkan secara emosional maupun fisik.  

Cara Menghindari Love Bombing

Psikolog merekomendasikan beberapa langkah untuk melindungi diri dari pola manipulasi ini:  

  • - Mengenali tanda-tandanya sejak awal.  
  • - Menjaga batasan pribadi dalam komunikasi maupun interaksi.  
  • - Tidak terburu-buru dalam membangun kedekatan.  
  • - Memvalidasi ucapan dengan tindakan nyata.  
  • - Berdiskusi dengan orang terdekat untuk mendapatkan perspektif objektif.  

Love bombing bukan sekadar “cinta berlebihan”, melainkan strategi manipulasi yang dapat merugikan kesehatan mental korban. Kesadaran dan kewaspadaan menjadi kunci agar seseorang tidak terjebak dalam lingkaran hubungan yang tidak sehat.  

Editor : Sekar Arum Catur

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru