Kilasbisnis.com, Surabaya – Antusiasme perguruan tinggi di seluruh Indonesia terhadap Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 terus meningkat. Ajang kolaborasi nasional yang digelar di Surabaya ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran kampus dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan memperluas inovasi pendidikan.
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi tuan rumah bersama 18 kampus mitra dengan mengusung tema besar Kampus Berdampak.” Kegiatan ini diharapkan melahirkan gagasan konkret untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan industri dan pembangunan nasional.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng., menilai Surabaya sebagai kota yang tepat untuk menjadi tuan rumah KPPTI 2025 karena kemajuan pendidikannya yang pesat.
> “Surabaya menjadi inspirasi. Pertumbuhan pendidikannya cukup baik, sehingga tepat untuk menginisiasi kegiatan berskala nasional ini,” ujarnya.
Wakil Rektor Unesa, Martadi, selaku tuan rumah, menambahkan bahwa pembangunan SDM merupakan kunci utama kemajuan bangsa.
> “Untuk menjadi negara besar, 90 persen kuncinya adalah SDM. Perguruan tinggi memiliki keunggulan pada SDM, karena itu pembangunan SDM menjadi prioritas utama,” katanya.
Minat terhadap KPPTI 2025 melonjak tinggi. Dari target awal 1.000 peserta, hingga dua hari menjelang pelaksanaan tercatat 1.900 peserta telah mendaftar. Panitia membatasi jumlah maksimal 2.000 peserta untuk menjaga kualitas forum.
Konferensi tiga hari ini akan berlangsung pada 19–21 November 2025, menghadirkan 70 narasumber dan 50 booth pameran yang menampilkan hasil riset, inovasi kampus, serta kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.
Sejumlah tokoh nasional dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama. Di antaranya Menteri Pendidikan yang akan membahas Kebijakan Penguatan Ekosistem dan Jalur Animasi, pimpinan Komisi X DPR RI yang mengulas Politik Anggaran untuk Pendidikan Berdampak, serta Wakil Menteri yang menyoroti Kolaborasi Kampus Berdampak dan Kemitraan Nasional.
Selain itu, forum ini juga akan membahas ukuran dan indikator kampus berdampak sebagai acuan pengembangan perguruan tinggi di masa depan.
Kolaborasi antara dunia akademik dan industri menjadi salah satu fokus utama KPPTI 2025. Sejumlah perusahaan strategis seperti PT Pindad dan PT PAL Indonesia akan berpartisipasi dalam sesi diskusi dan pameran.
Dirjen Pendidikan Tinggi menegaskan pentingnya sinergi ini untuk menjawab kebutuhan industri sekaligus memperkuat ekosistem pendidikan tinggi nasional. Ketua Panitia KPPTI 2025, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., menambahkan:
> “Kampus kini menyiapkan mahasiswa untuk magang di industri. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja agar lulusan memiliki daya saing dan mampu beradaptasi.”
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya memperkuat link and match antara kampus dan industri, tetapi juga mendorong hilirisasi riset dan inovasi teknologi yang berpotensi memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Selain konferensi utama, KPPTI 2025 juga menghadirkan expo inovasi kampus dari berbagai daerah di Indonesia. Pameran ini menampilkan hasil riset, produk hilirisasi pertanian, dan karya mahasiswa yang telah melalui proses kurasi.
Panitia juga menyiapkan sejumlah kegiatan pendukung, antara lain: Klinik layanan karier dan beasiswa bagi dosen dan mahasiswa, Sesi interaksi dengan diaspora Indonesia untuk memperluas jejaring riset internasional, Pameran inovasi pendidikan di Graha lantai 3 dan pembukaan resmi di Graha Unesa lantai 4
Ketua Panitia, Prof. Nurhasan, menegaskan bahwa pelaksanaan KPPTI 2025 bertepatan dengan bulan peringatan Hari Pahlawan, yang menjadi simbol semangat perjuangan dan kolaborasi nasional.
> “Kami berharap dari konferensi ini lahir rekomendasi hebat untuk pembangunan bangsa melalui pendidikan tinggi yang berdampak,” ujarnya.
Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 merupakan forum nasional yang mempertemukan perguruan tinggi, industri, pemerintah, dan diaspora Indonesia. Dengan tema Kampus Berdampak, kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi pendidikan tinggi, mendorong inovasi riset, dan mencetak SDM unggul yang siap bersaing di tingkat global.
Editor : Redaksi