Perempuan Mendominasi Pekerja di Industri Hasil Tembakau dan Menjadi Tulang Punggung Keluarga di Jawa Timur

Reporter : Ardhia Putri

Sumber gambar : Istimewa


Kilasbisnis.com, Surabaya — Pekerja di industri hasil tembakau di Jawa Timur didominasi oleh perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Hal ini disambut gembira oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) pada pekerja sektor Industri Hasil Tembakau (IHT) yang  di fasilitas produksi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Rungkut 2, Surabaya, Kamis (24/8/2023).

“Saya senang ibu-ibu bahagia dan gembira semua,” ujar Gubernur Khofifah.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani, mengatakan bahwa di Jawa Timur sebanyak 97% pekerja di IHT adalah perempuan. Mereka tersebar di berbagai sektor, baik itu perkebunan maupun di berbagai pabrik produk tembakau. Dan mereka semua menjadi tulang punggung keluarga.

“Rata-rata usia kerja mereka sudah 25 tahun. Perempuan hebat yang dapat membantu perekonomian keluarga,” kata Novi, panggilan akrabnya.

Ia melanjutkan, para perempuan yang bekerja di IHT juga mampu menyekolahkan anak-anaknya di berbagai jenjang pendidikan. Semangat kerja mereka di IHT menjadi cerminan kerja keras dan kebahagiaan bagi keluarga mereka.

Direktur Sampoerna, Elvira Lianita, mengatakan bahwa pihaknya bangga karena pekerja sigaret kretek tangan (SKT) Sampoerna didominasi oleh perempuan-perempuan hebat yang sebagian besar juga menjadi tulang punggung keluarga.

”Ibu-ibu SKT yang bekerja di sini mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya, berhasil menyekolahkan anak-anaknya, dan tidak sedikit yang menjadi sarjana. Bahkan banyak juga yang merintis dan memiliki UMKM,” kata Elvira.

Ia melanjutkan, Sampoerna juga terus berupaya mewujudkan komitmen untuk mendukung kesejahteraan pekerja di sektor SKT yang padat karya. Salah satunya adalah memberikan dukungan dalam hal pengembangan wirausaha para ibu-ibu setelah waktu bekerja mereka. Langkah ini mampu memberikan dampak ganda bagi peningkatan roda perekonomian di lingkungan sekitar.

Sebagai penunjang, lanjutnya, pihaknya secara aktif memenuhi hak-hak perempuan, seperti hak cuti melahirkan, menyediakan klinik, dan ruang menyusui. “Selain itu, juga tersedia program pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan bagi karyawan dan keluarganya melalui program HOPE yang ditujukan bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun,” ungkapnya.

Saat ini, Sampoerna dan 38 Mitra Produksi Sigaret (MPS) mempekerjakan lebih dari 71.000 karyawan, dengan tenaga kerja SKT mewakili sekitar 85�ri total keseluruhan tenaga kerja Sampoerna. Jumlah ini menunjukkan penambahan sekitar 5.000 tenaga kerja dibandingkan tahun lalu.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Ibu Gubernur beserta jajaran Pemprov Jawa Timur yang memperjuangkan kelangsungan Industri Hasil Tembakau melalui berbagai kebijakan, terutama bagi segmen padat karya SKT,” jelasnya.

Lilik Sanjani, salah satu pekerja Sampoerna, mengatakan bahwa ia sudah bekerja di IHT selama 27 tahun. Banyak kesempatan yang dapat dilakukan keluarganya untuk mencukupi kebutuhan hidup. Termasuk mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus kuliah.

“Alhamdulillah sudah ada yang lulus kuliah. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari semangat perempuan yang bekerja di IHT,” jelasnya. (Nik)

Editor : Ardhia Putri

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru