Kilasbisnis.com, Surabaya – Meskipun penjualan ritel dan penjualan sepeda motor mengalami penurunan, IHSG tetap menunjukkan menguat. Saham-saham di sektor infrastruktur dasar dan sektor energi menjadi faktor penopang utama kenaikan IHSG. Namun, perlu diingat bahwa volume beli pada perdagangan hari ini mengalami penurunan, dan IHSG masih berada dalam fase downtrend. Sentimen bursa global dan regional memberikan dukungan pada IHSG, meskipun data ekonomi yang lemah dan faktor geopolitik di Timur Tengah dapat memberikan pengaruh terbatas. Secara teknikal, proyeksi pergerakan IHSG hari ini masih memiliki peluang untuk menguat, namun tetap perlu berhati-hati dengan kemungkinan kembali ke zona merah jika data ekonomi yang lemah berlanjut atau jika IHSG tidak mampu bertahan di atas resistance 6905.
Data penjualan ritel menunjukkan bahwa sektor makanan mengalami perlambatan dengan kenaikan hanya sebesar 3,4 persen, dibandingkan dengan kenaikan 4,8 persen pada bulan Juli. Sementara itu, sektor perdagangan yang terkait dengan barang budaya & rekreasi, informasi & komunikasi, peralatan rumah tangga, dan suku cadang & aksesoris otomotif juga mengalami penurunan. Namun, sektor pakaian dan bahan bakar mengalami peningkatan penjualan.
Selain penjualan ritel, penjualan sepeda motor di Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 0,9 persen pada bulan September 2023. Meskipun demikian, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan motor mengalami peningkatan sebesar 30,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penulis : Ronald Marco, Praktisi Pasar Modal
Meskipun terjadi penurunan pada penjualan ritel dan penjualan roda dua, IHSG tetap kokoh menguat pada perdagangan hari ini. Saham-saham di sektor infrastruktur dasar dan sektor energi menjadi penopang utama kenaikan IHSG, sementara sektor kesehatan, teknologi, transportasi, dan konsumer mengalami penurunan. Saham-saham yang teraktif diperdagangkan adalah PGEO, INET, dan BBCA.
Meskipun IHSG menguat, volume beli pada perdagangan hari ini mengalami penurunan dibandingkan dengan hari sebelumnya. IHSG juga masih berada dalam fase downtrend, meskipun berhasil bertahan di atas support kuat 6860 dan resistance 6905. Sentimen bursa global dan regional masih memberikan dukungan pada IHSG, meskipun data ekonomi yang lemah dan faktor geopolitik di Timur Tengah memberikan pengaruh yang terbatas.
Secara teknikal, proyeksi pergerakan IHSG hari ini masih memiliki peluang untuk menguat, namun tetap perlu berhati-hati dengan kemungkinan kembali ke zona merah sebagai respons terhadap data ekonomi yang lemah dan jika gagal bertahan di atas resistance 6905.
Mengingat sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan motor melonjak 30,7% menjadi 4,7 juta unit dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Secara bulanan, penjualan motor turun 4,6% dibandingkan pertumbuhan 12,4% di bulan Agustus. Gabungan Industri Sepeda Motor Indonesia memperkirakan penjualan dalam negeri sekitar 5,6 - 5,8 juta unit pada 2023.Seiring data diatas yang menggambarkan terjadinya penurunan pada penjualan ritel dan penjualan roda dua, tampak tidak mempengaruhi pergerakan bursa saham Indonesia pada perdagangan selasa 10/10.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan saham Selasa ini ditutup menguat 30,733 poin atau 0,446 % di level 6.922,188. Sebanyak 376 saham mengalami kenaikan harga sedangkan 322 saham mengalami penurunan harga 286 saham tak mengalami perubahan harga dengan nilai transaksi Rp8,56 triliun. Saham-saham yang teraktif diperdagangkan diantaranya PGEO sebanyak 29.782 kali senilai Rp184,6 miliar kemudian INET sebanyak 26.672 kali senilai Rp149,5 miliar dan BBCA sebanyak 25.291 kali senilai Rp963,5 miliar. Sektor Infrastruktur dasar dan sektor energi menjadi penopang utama kenaikan IHSG disusul sektor-sektor yang lain dengan penurunan terjadi pada sektor kesehatan, tekhnologi, sektor transportasi dan sektor konsumer.
Saham sektor energi APEX menjadi salah satu top gainer dengan kenaikan 24.5% disusul emiten SIPD yang menguat 20.8%, emiten MITI turun -24.7�n emiten yang baru saja IPO IOTF turun -23.7% menjadi top loser. Meski terbaca naik, volume beli IHSG pada perdagangan selasa kemarin terbaca turun dibanding hari sebelumnya dan gagal bertahan diatas level high senin (08/10), dengan pergerakan secara tekhnikal masih dalam bayang-bayang trend bearish minor time frame.
Sentimen bursa global dan regional masih menjadi penopang bagi IHSG ditengah rilis data ekonomi yang lemah, faktor geopolitik yang terjadi di Timur Tengah juga tidak signifikan menekan laju indeks melainkan membawa sentimen penguatan pada saham-saham sektor energi yang menjadi spekulasi investor dan trader bahwa terjadinya gejolak di Israel berpotensi membawa imbas kenaikan harga minyak dunia. Secara tekhnikal IHSG masih bergerak dalam fase downtrend dan bertahan diatas support kuat 6860 dan resistance 6905, proyeksi pergerakan hari ini peluang penguatan masih terbuka tetapi rawan untuk kembali ke zona merah merespon data ekonomi yang lemah dan gagal bertahan diatas resistance 6905. (Adm)
Editor : Redaksi