Bank Indonesia dan Koarmada II Surabaya Gelar Kas Keliling Kepulauan 3T untuk Memelihara Ekonomi Nasional

Reporter : Ardhia Putri

Ceremony saat melepas tim pejuang Rupiah dalam kegiatan penukaran uang lusuh ke kepulauan terpencil, Selasa pagi (28/11/23).


Kilasbisnis.com, Surabaya - Untuk memelihara keutuhan dan kedaulatan ekonomi nasional, Bank Indonesia Jawa Timur bekerja sama dengan Koarmada II Surabaya kembali melaksanakan kegiatan penukaran uang lusuh di kepulauan terpencil di wilayah Jawa Timur. Kegiatan Kas keliling kepulauan terluar, terpencil dan tertinggal (3T) ini melibatkan 146 personil Angkatan Laut dan 29 Pejuang Rupiah yang berasal dari kantor perwakilan BI wilayah Jawa Timur.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto, mengatakan kas keliling kepulauan 3T ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan uang yang layak edar, yang juga disertai dengan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan edukasi CBP Rupiah bagi masyarakat, terutama di daerah 3T. Kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 28 November hingga 2 Desember 2023 menggunakan KRI Surabaya 591.

Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Bandoe Widiarto bersama Kepala Staf Koarmada II, Laksamana Pertama TNI Isswarto, M.TR. OPSLA, CHRMP dalam melepas kegiatan keliling kepulauan 3T.

Bandoe menambahkan, Bank Indonesia bekerja sama dengan angkatan laut karena mereka memiliki sarana dan prasarana yang memadai, untuk menjangkau daerah Bawean, Kangean, dan Sapeken. Selama ekspedisi, Bank Indonesia akan mengumpulkan uang yang rusak.

“Kami telah menyiapkan 6,2 miliar rupiah, sebagian besar dalam bentuk uang pecahan kecil. Survei kami menunjukkan bahwa uang pecahan kecil sering mengalami kerusakan karena sering digunakan dalam transaksi,” kata Bandoe.

Selain itu, tim juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengenalan uang asli melalui metode melihat, meraba, dan menerawang.

“Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan perilaku masyarakat yang tidak disiplin dalam menjaga uang, mempercepat kerusakan uang. Padahal biaya mencetak uang cukup besar. Karena itu mereka juga akan menyosialisasikan aturan “5 Jangan” agar tingkat kerusakan uang dapat diperlambat,” kata Bandoe.

Selain memberikan edukasi, Bank Indonesia juga memberikan bantuan sosial kepada masyarakat terpencil. Kebutuhan sekolah, seperti alat tulis, laptop, dan lainnya yang berhubungan dengan pendidikan, menjadi fokus bantuan tersebut.

Para Pejuang Rupiah sesaat sebelum berlayar ke kepulauan terpencil di wilayah Jawa timur.

Kegiatan yang melibatkan TNI Angkatan Laut ini, menurut kepala Staf Koarmada II, Laksamana Pertama TNI Isswarto, M. TR. OPSLA, CHRMP, merupakan inisiatif yang baik sebagai misi operasi perang yang kontekstual dalam skala ekonomi. Sebab menjaga Rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran yanh sah, tetapi juga sebagai simbol kedaulatan negara, adalah prioritas.

“ Dengan sinergi yang kuat ini, kami berharap dapat memperkokoh posisi mata uang Indonesia di mata dunia dan membawa kesejahteraan masa depan bagi masyarakat Indonesia,” katanya.

Dalam situasi global yang penuh tantangan langkah - langkah penguatan ini diharapkan dapat meningkatkan keyakinan masyarakat dan pasar terhadap perekonomian Indonesia, sekaligus meneguhkan citra positif negara di arus ekonomi internasional. (Nik)

Editor : Ardhia Putri

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru