Kilasbisnis.com, Surabaya - Perekonomian Jawa Timur terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik di tengah kondisi global yang belum mereda. Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur memperkirakan perekonomian Jawa Timur pada tahun 2024 tetap kuat dengan pertumbuhan antara 4,7% hingga 5,5% (yoy). Hal ini didorong oleh penguatan permintaan domestik seiring pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak.
Hal tersebut berpotensi meningkatkan konsumsi baik Rumah Tangga (RT) termasuk konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), begitu pula dengan LU perdagangan dan LU AK Mamin. Tumbuhnya ekonomi Jawa Timur juga diiringi tingkat inflasi 2024 yang meningkat namun diprediksi tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1%.
Inflasi kelompok pangan diperkirakan relatif terkendali didukung cuaca yang kondusif dibandingkan tahun 2023. Koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), berkontribusi kuat dalam pengendalian inflasi. Kredit diperkirakan tumbuh pada kisaran 10%-12% (yoy) yang didukung oleh Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang berlaku sejak 1 Oktober 2023 untuk mendorong intermediasi yang seimbang (pro growth) melalui peningkatan likuiditas perbankan.
“Dalam kondisi global yang belum mereda, perekonomian Jawa Timur terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2024 tetap kuat, dengan kisaran antara 4,7% hingga 5,5% (yoy),” kata Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 yang digelar di Surabaya pada 29 November 2023.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak dalam forum tersebut menyampaikan bahwa di tengah tantangan global saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah merumuskan 5 (lima) strategi utama dalam mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur.
Pertama, percepatan pembangunan industri dan perdagangan melalui peningkatan ekspor dan Kerjasama Antar Daerah (KAD), memperkuat konektivitas melalui misi dagang. Kedua, transformasi sektor pariwisata melalui penguatan aspek 3A2P serta pengembangan desa wisata dan platform digital. Ketiga, akselerasi investasi melalui program promosi, dan kemudahan perijinan. Keempat, optimalisasi sektor agro & ketahanan pangan dalam mendukung kinerja sektor pertanian dan pengendalian inflasi. Kelima, penguatan koperasi dan UMKM melalui program OPOP (One Pesantren One Product), millennial job center, dan sebagainya.
“Momentum Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 di Surabaya ini menjadi momen penting bagi Jawa Timur dalam memperkuat sinergi dan inovasi guna memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara sektor publik, swasta, dan masyarakat, kita dapat menghadapi tantangan global dengan lebih baik dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Emil. Ia yakin di 2024, Provinsi Jawa Timur tetap dalam semangat “Jatim Bangkit Optimis Terus Melaju”.
Pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga memberikan penghargaan Bank Indonesia Award tahun 2023 kepada 6 mitra strategis yang berasal dari kalangan perbankan, UMKM, mitra edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah, KUPVA BB, dan Penyedia Jasa Pembayaran Layanan Remitansi (PJPLR) sebagai apresiasi atas dukungannya selama ini dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia sepanjang tahun 2023 (Lampiran-1).
Pemberian penghargaan ini merupakan apresiasi atas sinergi yang terjalin antara Bank Indonesia dan stakeholders dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi Provinsi Jawa Timur.Forum PTBI merupakan forum strategis yang diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan, prospek, dan arah bauran kebijakan Bank Indonesia khususnya di Jawa Timur.
Kegiatan PTBI di daerah mengiringi kegiatan yang diselenggarakan secara langsung Bank Indonesia di Kantor Pusat dengan pemaparan Gubernur Bank Indonesia dan arahan Presiden RI. (Nik)
Editor : Ardhia Putri