Kilasbisnis.com, Jakarta - Bank Indonesia mengumumkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 melonjak tajam menjadi 138,1 miliar dolar AS. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 133,1 miliar dolar AS.
Kenaikan yang mencolok ini dipicu oleh berbagai faktor positif, termasuk penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman dari luar negeri. Prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengelola keuangan negara dengan sangat baik, serta berhasil menarik minat investor asing untuk berinvestasi di tanah air.
Dengan posisi cadangan devisa yang mencapai 138,1 miliar dolar AS, Indonesia kini memiliki pembiayaan yang cukup untuk 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini jauh melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ketahanan sektor eksternal yang sangat kuat.
Bank Indonesia melihat bahwa cadangan devisa yang melimpah ini akan mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Lebih dari itu, bank sentral meyakini bahwa ke depannya, cadangan devisa akan terus memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga dengan baik.
Dalam siaran resmi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, menyatakan, “Cadangan devisa yang meningkat ini merupakan hasil dari respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Hal ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.”
Dengan posisi cadangan devisa yang kuat, Indonesia diharapkan dapat terus mempertahankan stabilitas ekonomi yang baik dan terus menarik minat investor untuk berinvestasi di negara ini. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia adalah tempat yang menjanjikan untuk berbisnis dan berinvestasi. (Nik)
Editor : Ardhia Putri