Kilasbisnis.com, Surabaya — Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,17% YoY pada kuartal ke-2 tahun 2023, lebih cepat dari perkiraan pasar sebesar 4,93�n setelah pertumbuhan sebesar 5,04% yang mengalami sedikit revisi pada kuartal ke-1. Ini merupakan periode ekspansi yang ke-9 berturut-turut dan laju pertumbuhan terkuat dalam tiga kuartal terakhir, karena konsumsi rumah tangga meningkat selama bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri (5,23% dibandingkan dengan 4,54% pada kuartal ke-1). Selain itu, terjadi peningkatan yang signifikan dalam belanja pemerintah (10,62% dibandingkan dengan 3,45%) dan investasi tetap (4,63% dibandingkan dengan 2,11%). Namun, perdagangan bersih memberikan kontribusi negatif, di mana terjadi penurunan pada sektor ekspor (-2,75%) dan impor (-3,80%). Dari segi produksi, terjadi pertumbuhan output yang meningkat pada sektor pertanian (2,02% dibandingkan dengan 0,43% pada kuartal ke-1), manufaktur (4,88% dibandingkan dengan 4,43%), pertambangan (5,01% dibandingkan dengan 4,92%), perdagangan grosir & eceran (5,25% dibandingkan dengan 4,92%), komunikasi (8,02% dibandingkan dengan 7,13%), dan konstruksi (5,23% dibandingkan dengan 0,32%). Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi antara 4,5-5,3% tahun ini. Pada tahun 2022, ekonomi tumbuh sebesar 5,31%, yang merupakan pertumbuhan terbesar sejak tahun 2013.
Penulis : Ronald Marco, Praktisi Pasar Modal
IHSG merespon data PDB tersebut dengan kenaikan yang signifikan sebesar 33,52 poin, menguat sebesar 0,49% menjadi 6886,37 setelah mengalami tekanan pada minggu sebelumnya. Saham-saham unggulan juga turut memberikan dukungan pada kenaikan IHSG, antara lain BBRI (+2,2%), BMRI (+1,7%), ASII (+1,1%), dan BBCA (+1,37%). Saham-saham yang mengalami kenaikan tertinggi antara lain RAFI (+25%), IKBI (+25%), dan GTBO (+24,72%), sementara saham yang mengalami penurunan tertinggi antara lain MRAT (-10,7%) dan PSDN (-13,3%). Sektor keuangan, industri dasar, teknologi, dan transportasi semuanya mengalami kenaikan, sementara sektor kesehatan, properti, dan infrastruktur menjadi penekan bagi indeks tersebut. Data ekonomi domestik yang positif tampaknya dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk melakukan aksi beli dengan sedikit optimisme, meskipun masih ada kekhawatiran terkait perekonomian global yang masih rentan, terutama dengan melemahnya ekonomi Tiongkok. Hari ini, pelaku pasar juga menanti rilis data ekonomi neraca perdagangan China yang dapat menjadi faktor penggerak pasar, selain data Keyakinan Konsumen domestik yang diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi 127,1 dibandingkan dengan 127,5 pada bulan sebelumnya. Demikian pula, data ekonomi dari Eropa, terutama Jerman sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, yang akan merilis data inflasi. Data ekonomi neraca perdagangan AS juga akan menjadi faktor penentu dalam melihat prospek ekonomi global bulan ini.Minggu ini akan menjadi minggu yang sibuk dengan rilis data-data penting, dan investor perlu memperhatikan dan merespons setiap perubahan yang terjadi untuk mengambil keputusan.
Hari ini, diproyeksikan bahwa indeks Composite masih akan menguat dengan dukungan dari data ekonomi domestik kemarin, meskipun tetap perlu waspada terhadap rilis data ekonomi China sebelum pembukaan pasar. Pola konsolidasi kemungkinan akan terbentuk dengan kecenderungan harga yang bergerak sideways, di mana pelaku pasar cenderung untuk lebih bersikap menunggu dan melihat. Berikut adalah beberapa saham yang kami rekomendasikan untuk menguat besok berdasarkan analisis dan riset dari Tim Marcomology:
1. Sat Nusapersada Tbk (PTSN)Rekomendasi beli PTSN: 238 TP1: 250 TP2: 266 SL: 228
2. Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR)Rekomendasi beli MCOR: 84 TP1: 87 TP2: 98 SL: 79
3. Kabelindo Murni Tbk (KBLM)Rekomendasi beli KBLM: 286 TP1: 312 TP2: 330 SL: 268
Disclaimer: Ulasan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. kilasbisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Editor : Redaksi