Kilasbisnis.com, Surabaya — Dollar AS atau greenback menjadi primadona belakangan ini seiring kenaikan suku bunga AS yang agresif sejak dimulainya kampanye untuk melawan inflasi maret 2022 lalu. Indeks dolar terbang ke level tertinggi dalam dua bulan ke 103,5 pada Kamis pekan lalu (17/8/2023). Sementara itu, imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun menembus 4,34% atau bergerak di level tertingginya dalam 16 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan mata uang Rupiah terus tertekan mengalami depresiasi sejak bulan Mei tahun ini di kisaran level Rp 14.700 dan terus melemah hingga level Rp 15.300 bulan ini. Imbas dari kebijakan The Fed yang terus "hawkish" dalam rangka memerangi momok inflasi yang tinggi membuat mayoritas mata uang dunia terdepresiasi signifkan terhadap dollar AS. Sebagai perbandingan mata uang Tiongkok Yuan juga ikut terdepresiasi -5.88% yoy berbanding terbalik dengan beberapa mata uang negara-negara Eropa yang justru mengalami apresiasi terhadap dollar AS dikarenakan Bank-bank sentral seperti ECB (European Central Bank) dan BOE (Bank Of England) melakukan hal yang sama dengan AS dengan masif mengerek suku bunga.
Penulis : Ronald Marco, Praktisi Pasar Modal
Menjadi dilema bagi BI disaat inflasi Indonesia yang tergolong rendah dan ekonomi yang stabil dan bertumbuh harus dihadapkan dengan pelemahannilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pastinya untuk memangkas suku bunga sangat sulit dilakukan di tengah masih besarnya tekanan globalyang cenderung masih berperang melawan hyper inflasi terutama AS dan negara-negara Eropa. Salah satu instrumen untuk menahan melemahnya rupiahadalah mengerek suku bunga, akan tetapi menjadi pedang bermata dua sebab disatu sisi juga dapat membuat dunia usaha atau ekonomi secara makroterdampak dan dapat kembali membuat ekonomi melambat dan kehilangan momentum. Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan sukubunga acuan di level 5,75% pada bulan ini untuk menjaga nilai tukar di tengah meningkatnya ketidakpastian global. BI akan menggelar RapatDewan Gubernur (RDG) pada pada Rabu dan Kamis pekan ini (23-24 Agustus 2023. Dalam Rapat Juli bulan lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan nilai tukar kini menjadi fokus BI saat ini setelah inflasi tidak lagi menjadi kekhawatiran. Artinya, BI belum memiliki ruang untuk memangkas suku bunga selama rupiah dalam tekanan hebat seperti saat ini, padahal inflasi ataupun prospek ekonomi dalam negeri menopang BI untuk melonggarkan kebijakan agar mendorong laju pertumbuhan terus meningkat dan terjaga. Mayoritas analis dan perbankan memproyeksikan BI akan tetap menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5.75%.Sementara itu di lantai bursa pada perdagangan rabu (23/07) kemarin IHSG mampu bertahan di zona hijau meski menguat tipis di level 6921.41 ataumenguat 4.96 point (0.07%). Sebanyak 352 saham mengalami kenaikan harga sedangkan 319 saham mengalami penurunan harga 277 saham tak mengalami perubahan harga dengan nilai transaksi Rp9,44 triliun. Saham-saham yang teraktif diperdagangkan diantaranya HUMI sebanyak 44.404 kali senilai Rp147,9 miliar kemudian INET sebanyak 33.140 kali senilai Rp82,3 miliar dan GOTO sebanyak 32.570 kali senilai Rp258,9 miliar. Sektor yang menopang kenaikan IHSG salah satunya sektor industri yang menguat 1.63%.Secara Tekhnikal IHSG sempat bergerak diatas harga tertinggi minggu lalu pada sesi awal meski pada akhirnya sesi dua terpangkas signifikandan tutup dibawah high minggu lalu dengan pola shooting star yang mengindikasikan break false dengan kerawanan terjadinya koreksi pada perdagangan hari ini. Sentimen RDG BI menjadi sorotan pelaku pasar dan juga sentimen rilis data dari AS terutama data pengangguran juga akan rilis kamis malam. Berikut rekomendasi saham yang diperkirakan akan bergerak menguat hari ini berdasarkan analisa fundamental dan tekhnikal yang diolah olaeg team research Marcomology :
1. Bukalapak.com Tbk ( BUKA)
Rekomendasi buy BUKA : 234-236 TP1 250 TP2: 258 SL: 228
2. Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
Rekomendasi buy MPMX : 1035-1040 TP1 : 1120 TP2 : 1170
3. Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS)
Rekomendasi buy BESS : 185-190 TP1 : 204 TP2: 226 SL: 174
4. WIR ASIA Tbk (WIRG)
Rekomendasi buy WIRG : 145 TP1: 153 TP2: 168 SL: 139
5. Soechi Lines Tbk (SOCI)
Rekomendasi buy SOCI : 195 TP1: 202 TP2 : 212 SL : 189
Editor : Redaksi