Kilasbisnis.com, Surabaya — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) telah melakukan kolaborasi dalam upaya meningkatkan jumlah wasit dan pelatih sepak bola di Indonesia. Melalui nota kesepahaman yang ditandatangani, PSSI dan UNESA akan bekerja sama dengan belasan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan Forum Dekan Keolahragaan Indonesia. Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mengatasi kekurangan tenaga ahli dalam bidang kepelatihan dan kearbitrasi, serta meningkatkan kualitas olahraga sepak bola secara menyeluruh di Indonesia.
Dibandingkan dengan Jepang, misalnya, negara dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dibandingkan Indonesia, memiliki lebih dari 80 ribu wasit dan pelatih. Dalam hal pelatih saja, jumlahnya mencapai lebih dari 20 ribu.
"Jumlah kita berapa? Padahal penduduk kita lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa ada hal yang harus kita perbaiki. PSSI tidak dapat melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kami mendorong sertifikasi kepelatihan dan kearbitrasi, dan kami melakukannya bersama-sama dengan perguruan tinggi," ungkap Erick Thohir.
Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan untuk membangun ilmu keolahragaan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas fisik atlet Indonesia. Hal ini akan didorong bersama-sama dengan perguruan tinggi, termasuk UNESA yang dikenal dengan keunggulannya di bidang olahraga.
Yang tidak kalah pentingnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyebut bahwa Presiden Joko Widodo telah mendorong peraturan perbaikan Mendagri yang memungkinkan pendanaan dari provinsi untuk mendukung olahraga, khususnya Liga 3.
"Bukan klub, tapi Liga 3. Artinya, universitas seperti UNESA akan memiliki klub Liga 3. Jika semua perguruan tinggi di Indonesia bermain di Liga 3, regenerasi sepak bola Timnas akan menjadi lebih mudah karena para mahasiswa bermain di situ," jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa permainan harus dilakukan tanpa pengaturan dan tanpa kekerasan. Semua ini harus dilakukan bersama-sama untuk memperbaiki sepak bola Indonesia dari bawah ke atas.
Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa program kerja sama ini telah dimulai. Mahasiswa sudah disiapkan dan dilatih selama bertahun-tahun, dan setelah lulus, mereka telah dibekali dengan ilmu keolahragaan.
Mahasiswa yang memiliki minat dan kompetensi di bidang kearbitrasi didorong untuk menjadi wasit. Begitu pula dengan mereka yang ingin menjadi pelatih, mereka didorong untuk mengembangkan diri sebagai pelatih. Hal ini juga berlaku bagi mahasiswa yang tertarik dengan manajemen. "Semua telah kami siapkan melalui Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK)," tambahnya.
Dekan FIKK UNESA, Dr. Dwi Cahyo Kartiko, S.Pd., M.Kes., menyambut baik kerja sama ini. Sinergi ini tidak hanya berlaku di lingkungan kampus, tetapi juga di tingkat sekolah.
"Sinergi ini merupakan proyeksi yang baik untuk masa depan olahraga kita. Ini juga akan membentuk ekosistem olahraga yang lebih baik. Kami dari Fakultas Keolahragaan sangat mendukungnya. Apalagi, kami juga memiliki atlet SLOMPN (Sekolah Luar Biasa Olahraga Mitra Negara) yang sedang dibina. Kami telah menyiapkan segalanya dari bawah. Ini adalah langkah baik untuk olahraga yang lebih maju dan berprestasi," tutupnya.
Kuliah umum tersebut juga dihadiri oleh Wakil PSSI Zainudin Amali dan jajaran exco PSSI, serta seluruh rektor LPTK, jajaran KONI, pengurus Forum Rektor LPTK, jajaran Forum Dekan Keolahragaan Indonesia, pimpinan dan dekan UNESA, serta lebih dari 3 ribu mahasiswa UNESA. (Nik)
Editor : Ardhia Putri
