Kilasbisnis.com, Jakarta- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pada pekan ini, pihaknya akan segera mengumumkan tarif listrik yang akan berlaku pada Juli 2024 mendatang. Khususnya yang akan berlaku untuk 13 golongan pelanggan non subsidi.
Penyesuaian tarif atau tariff adjustment listrik PLN sejatinya memang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Saat ini, tarif listrik yang berlaku masih sama seperti pada periode April-Juni 2024.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mengumumkan tarif listrik yang akan berlaku pada periode Juli 2024 mendatang, hal itu dikatakan akan dilakukan pada akhir bulan Juni 2024 ini. "Ditunggu ya konferensi persnya. Akhir bulan Juni (2024)," ujar Jisman pada Senin (24/6/2024).
Asal tahu saja, perhitungan penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan non subsidi dilakukan setiap tiga bulan. Tarif listrik yang berlaku akan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter ekonomi makro, yakni kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, serta Harga Batu Bara Acuan (HBA).
Namun, salah satu komponen yang menentukan tarif listrik yakni kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang mana saat ini terus terdepresiasi. Melansir data Refinitiv, rupiah menguat terhadap dolar AS pada penutupan kemarin, Senin (24/6/2024) sebesar 0,33% ke angka Rp16.390/US$. Posisi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang terjadi dua hari beruntun.
Adapun, pada jenis energi lainnya yakni Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya non subsidi diprediksikan akan mengalami kenaikan, salah satunya karena pelemahan rupiah beberapa waktu belakangan ini.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan, perkiraan bakal adanya kenaikan harga BBM non subsidi pada Juli 2024 karena mempertimbangkan tiga aspek utama.
"Untuk harga BBM di bulan Juli (2024) kemungkinan ada penyesuaian cukup besar sebetulnya untuk yang non subsidi maupun subsidi. Tapi kalau yang subsidi dan tergantung dari anggaran pemerintah," ungkapnya. (cnbc)
Editor : Redaksi