SCENTVENTURE 2025: Ketika Aroma Jadi Bahasa Baru

Dunia Parfum Indonesia Punya “Taman Bermain” Baru  

Reporter : Ardhia Putri


Kilasbisnis.com, Jakarta — Dunia parfum sedang berubah. Tidak lagi sekadar soal wangi. Tapi tentang cerita. Tentang eksperimen. Tentang ekspresi diri.  Itulah yang ingin disampaikan William Sicher Wijaya lewat SCENTVENTURE 2025.  
Sebuah perhelatan yang akan digelar 31 Oktober hingga 9 November 2025 di Main Atrium Senayan Park (SPARK), Jakarta.  

Temanya sederhana tapi berani: “The Ultimate Fragrance Playground.”  
Taman bermain aroma. Tempat siapa pun bisa mencium, meramu, dan belajar tentang dunia wewangian — tanpa harus jadi perfumer dulu.  

Baca juga: Eksplorasi Parfum Lokal di Pameran Eksklusif Domicile Kitchen and Lounge Surabaya

“Kami ingin parfum tidak lagi dianggap barang mewah,” kata William, pendiri sekaligus perfumer SICHER Ecosystem.  
“Parfum adalah bahasa. Dan setiap orang berhak punya bahasanya sendiri.” Katanya. 

Dari Laboratorium ke Atrium  

Biasanya, parfum lahir di laboratorium. Jauh dari keramaian.  Tapi kali ini, William membawanya ke tengah publik. Ke mal. Ke tempat orang lalu-lalang.  Di sana, pengunjung bisa membuat parfum sendiri.

Ada Blending Bar — meja panjang dengan lebih dari 300 bahan baku (RawMat).  Setiap orang boleh meracik parfum 30 ml, dibimbing langsung oleh perfumer profesional.  

Ada juga “Blend & Win Challenge”.  Lomba meramu aroma dengan hadiah jutaan rupiah.  Bukan sekadar lomba, tapi ajang pembuktian bahwa kreativitas bisa lahir dari hidung, bukan hanya dari kepala.  

Dan untuk yang suka tantangan, ada permainan seperti Blind Note Hunt, Accord Relay, dan Smell & Tell.  Permainan yang mengasah penciuman — sekaligus mengingatkan bahwa belajar bisa seseru itu.  

Forum Wangi yang Serius  

Di balik keseruannya, SCENTVENTURE juga punya sisi serius.  Lebih dari 20 pembicara dan panelis akan tampil.  Nama-nama besar di dunia wewangian:  
Farras Agung (Indische Artisan), Syasi Cooper (Essentia Tritunggal), Dr. Irdika Mansur (Indonesian Essential Oil Council), Erick Chua (Mulia Aroma Indonesia), dan Sentot AS (Master Oud Distiller).  

Mereka akan bicara tentang hal-hal yang jarang disentuh publik:  soal inovasi parfum, keberlanjutan bahan baku, dan masa depan industri aroma Indonesia.  

“SCENTVENTURE bukan sekadar bazaar parfum. Kami ingin publik dari berbagai usia menjelajahi dunia aroma secara interaktif.”  ujar Nathasya Ariyani, Marketing Communication Supervisor Senayan Park.  

Target 500 Formula, Tanpa Plastik Sekali Pakai  

Panitia menargetkan lebih dari 500 formula parfum tercipta selama acara berlangsung.  Ratusan peserta akan datang setiap hari.  Ada workshop, ada podcast, ada mentoring.  

Tenant dan brand parfum bisa ikut lewat booth berukuran 2×2,5 meter hingga 3×2,5 meter.  Lengkap dengan listrik dan signage estetis.  Tapi ada satu syarat: tidak boleh pakai kantong plastik sekali pakai. Tidak boleh pakai flexy print.  Ramah lingkungan. Ramah hidung. Ramah masa depan.  

Dari Aroma ke Cita-Cita  

SCENTVENTURE bukan sekadar acara.  Ia adalah gerakan.  Gerakan untuk membuat parfum jadi bagian dari budaya.  

Lewat inisiatif *Road to SCENTVENTURE*, William dan timnya bekerja sama dengan sekolah, universitas, dan komunitas.  Mereka ingin memperkenalkan dunia parfum kepada generasi muda.  Kepada calon wirausaha aroma Indonesia.  

Di tangan mereka, mungkin nanti parfum Indonesia tak lagi sekadar wangi.  
Tapi punya identitas.  Punya cerita.  Dan punya masa depan.  (Nik)

 

Editor : Redaksi

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru