Kilasbisnis.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terus memperkuat posisinya di sektor nikel melalui anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Sepanjang Kuartal III 2025, segmen nikel menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan operasional perseroan, di tengah upaya pemerintah mendorong hilirisasi mineral strategis nasional.
Produksi bijih dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) melonjak signifikan. MBMA mencatat produksi saprolit mencapai 2,0 juta ton basah, naik 89% secara tahunan (YoY), sementara produksi limonit mencapai 5,6 juta ton basah, tumbuh 51% YoY. Peningkatan ini turut mendongkrak kinerja keuangan segmen nikel, dengan margin Nickel Pig Iron (NPI) yang menguat menjadi US$2.215 per ton nikel, didukung oleh penurunan biaya tunai sebesar 16% YoY menjadi US$9.059 per ton.
Baca juga: EBITDA Merdeka Copper Gold Naik 18 Persen, Ditopang Emas dan Nikel
Selain peningkatan produksi, MBMA juga mencatat kemajuan signifikan di sisi hilirisasi. Pabrik Acid Iron Metal (AIM) telah memproduksi 251.715 ton asam sulfat selama kuartal berjalan. Sementara itu, PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan menjual 7.553 ton sepanjang periode tersebut. Produk MHP ini menjadi bahan baku penting untuk industri baterai kendaraan listrik yang tengah berkembang pesat secara global.
Baca juga: Pertamina FT Tuban Salurkan 100 Kompor untuk Bantu Warga Terdampak Banjir di Desa Sidomukti
Dari sisi proyek, pembangunan Pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) yang dikelola oleh PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) telah mencapai 54�n masih sesuai dengan jadwal komisioning pada pertengahan 2026. MBMA juga menandatangani perjanjian strategis untuk memulai produksi nikel matte pada Kuartal IV 2025, sebagai bagian dari strategi ekspansi ke rantai pasok nikel bernilai tambah tinggi.
Manajemen Merdeka menilai, kinerja positif di segmen nikel ini menjadi bukti kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset dan memperkuat posisi di industri hilirisasi logam dasar. “Bisnis nikel kami terus menunjukkan kinerja yang kuat dengan margin yang semakin meningkat. Langkah ini sejalan dengan strategi Merdeka untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok bahan baku baterai global,” ujar Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Albert Saputro, dalam keterangan resminya.
Baca juga: MDKA Raih Peringkat "A" MSCI: Keselamatan Kerja Jadi Prioritas Utama
Dengan serangkaian pencapaian tersebut, MBMA dipandang sebagai motor pertumbuhan baru bagi Merdeka, sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik dan transisi energi bersih.
Editor : Redaksi