Tambang Emas Tujuh Bukit Siap Bertransformasi Menuju Pertambangan Bawah Tanah 2027

Reporter : Ardhia Putri

Kilasbisnis.com, Banyuwangi - Tambang Emas Tujuh Bukit menghadapi masa transisi yang signifikan seiring dengan menurunnya produksi emas. PT Bumi Suksesindo, perusahaan tambang yang mengelola situs ini, tengah mempersiapkan perubahan sistem pertambangan dari pertambangan terbuka (open pit) menjadi pertambangan bawah tanah. Langkah ini diambil dengan harapan dapat melakukan transisi sebelum cadangan emas di permukaan situs habis.

Kepala Operasi Heap Leach PT Bumi Suksesindo, Hariadhi Anjar Kusuma, menjelaskan bahwa produksi emas di tambang yang terletak di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, terus mengalami penurunan. Pada tahun lalu, produksi mencapai 129 ribu ounce emas, mengalami peningkatan dari capaian tahun 2022 sebesar 125 ribu ounce. Namun, proyeksi untuk tahun ini menunjukkan penurunan produksi menjadi 121 ribu ounce. Hal ini disebabkan oleh kesulitan tambang terbuka yang semakin dalam.

"Sistem pertambangan open pit relatif sederhana, namun semakin sulit dengan kedalaman tambang yang semakin dalam. Kami menggali tanah untuk mencari mineral, yang kemudian dipindahkan ke heap leach untuk diproses. Emas dan perak kemudian diolah menjadi dore bullion sebelum dimurnikan di Antam," jelas Anjar saat mine tour di Tujuh Bukit, Banyuwangi, kemarin (29/2).

Anjar menjelaskan bahwa penurunan produksi disebabkan oleh rasio emas yang semakin menurun dari 3-4 gram per ton ore pada awal operasi tahun 2017 menjadi hanya 0,8 gram per ton ore saat ini. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan sedang mempertimbangkan penambahan pad heap leach hingga ke empat, namun ke depannya, penerapan sistem open pit diprediksi akan sulit pada tahun 2027.

Untuk itu, masa transisi menjadi krusial dalam memperpanjang operasional tambang yang melibatkan 1.474 pekerja. Rencana ke depannya adalah mengubah sistem pertambangan menjadi bawah tanah, dengan fokus pada penambangan tembaga. Emas dan perak akan menjadi produk sampingan.

Dengan perubahan ini, perusahaan optimistis dapat bertahan selama 20-25 tahun ke depan. Saat ini, perusahaan sedang mengurus perizinan untuk transisi tersebut dan akan memulai konstruksi tambang bawah tanah pada 2025. Harapannya, sistem baru dapat diimplementasikan segera setelah cadangan menurun. (Nik)

Editor : Ardhia Putri

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru