Kilasbisnis.com, Surabaya - Di Surabaya, sebuah gagasan segar lahir dari komunitas media. Mereka mendirikan Rumah Literasi Digital (RLD), sebuah tempat belajar dan berbagi untuk membangun generasi yang melek teknologi digital.
Fatchur Rohman, yang biasa dipanggil Parto, adalah sosok di balik ide ini. Menurut dia, zaman sudah berubah. Semua serba digital. Maka, masyarakat harus punya bekal agar tidak hanya jadi penonton, tapi juga bisa berkarya dan berdaya di dunia digital.
“RLD ini bukan sekadar tempat kursus. Kami ingin membangun kanal informasi digital, melatih pelaku digital, dan membuka peluang ekonomi baru,” kata Parto, Rabu (13/8/2025).
Konsepnya sederhana: mulai dari RT dan RW. Karena menurut Parto, perubahan besar harus dimulai dari hal kecil yang dikerjakan bersama-sama. Makanya namanya PAK RW, singkatan dari Rukun Warta.
Parto mengaku, ide ini lahir dari keresahan para jurnalis media online. Mereka merasa dibebani tuntutan digital, tapi minim pengetahuan dan sumber daya. RLD hadir sebagai solusi agar informasi yang disampaikan tidak hanya cepat dan tepat, tapi juga bermanfaat.
Sebagai ahli IT yang sudah menangani banyak media dan instansi, Parto tahu betul: ekosistem digital yang sudah tumbuh harus diarahkan agar produktif, bukan sekadar tumbuh liar.
Lurah Sidodadi, Eka Puji Astutie, menyambut baik inisiatif ini. Dia bahkan berencana mengajak Karang Taruna di wilayahnya untuk belajar bersama di RLD.
“Setelah 17 Agustus, kami akan kumpulkan Karang Taruna untuk belajar bersama,” ujarnya.
Eka berharap program RLD bisa bersinergi dengan program pemerintah, terutama KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). KIM ini adalah jembatan komunikasi antara pemerintah dan warga, sekaligus saluran menyebarkan informasi dan menampung aspirasi.
Rumah Literasi Digital bukan sekadar tempat belajar. Ini adalah langkah cerdas membangun masyarakat yang siap menghadapi dunia digital dengan kepala tegak dan tangan kreatif. Surabaya sudah mulai bergerak. Semoga langkah ini menular ke kota-kota lain.
Editor : Redaksi