Kilasbisnis.com, Surabaya - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG menyiapkan strategi baru untuk menghadapi ketatnya persaingan industri semen nasional yang masih tertekan sejak 2024. Dalam paparan publik pada Jumat, 12 September 2025, Wakil Direktur Utama SIG, Andriano Hosny Panangian, mengatakan perusahaan dengan kode emiten SMGR itu fokus pada tiga langkah utama: memperkuat pengelolaan pasar mikro, menekan biaya, serta mengoptimalkan produk turunan semen dan portofolio bisnis.
Menurut Andriano, strategi tersebut membuat SIG lebih dekat dengan pelanggan di tiap daerah sekaligus meningkatkan efektivitas rantai pasok. “SIG optimistis prospek industri semen nasional akan membaik, terutama dengan kebutuhan semen untuk program pembangunan 3 juta rumah dan infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah,” ujarnya.
SIG kini menguasai pasar lewat delapan merek semen, antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Merdeka, dan Thang Long Cement. Produk-produk itu sudah tersertifikasi SNI, memiliki tingkat kandungan dalam negeri lebih dari 90 persen, serta mengantongi Green Label dari Green Product Council Indonesia. SIG mengklaim produk semen dan turunannya, seperti beton siap pakai dan bata interlock presisi, menghasilkan emisi karbon hingga 38 persen lebih rendah dibanding produk konvensional.
Perluas Pasar Ekspor
Selain memperkuat pasar domestik, SIG juga membidik ekspor. Pada semester I 2025, penjualan ekspor perusahaan naik 24,9 persen. Dukungan ekspor diperkuat dengan pengembangan dermaga dan fasilitas produksi di Pabrik Tuban, Jawa Timur, yang kini memasuki tahap uji coba.
Melalui anak usaha PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), SIG telah melakukan uji coba pengiriman semen dari dermaga Tuban ke fasilitas packing plant di Lampung dan Belawan dengan total volume lebih dari 27 ribu ton. Proyek ini merupakan kerja sama dengan Taiheiyo Cement Corporation Jepang untuk memenuhi permintaan pasar Amerika Serikat. Dermaga Tuban ditargetkan mampu melayani ekspor hingga 1 juta ton semen per tahun.
SIG mengoperasikan sembilan pabrik semen terintegrasi, 27 pabrik pengemasan, tujuh pabrik penggilingan, dan tujuh pelabuhan. Jaringan distribusinya diperkuat lebih dari 350 distributor di Indonesia dan Vietnam, serta 63 ribu toko ritel. Perusahaan juga mengoptimalkan digitalisasi dan kecerdasan buatan dalam pengelolaan rantai pasok untuk menjaga kelancaran distribusi.
mendapat pengakuan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang kembali menetapkan peringkat idAAA Stabil untuk perusahaan serta Obligasi Berkelanjutan I dan II. “Penetapan peringkat ini mencerminkan peran penting SIG dalam agenda pembangunan nasional, posisi pasar yang kuat, serta profil keuangan yang konservatif,” kata Andriano.
Dengan strategi ini, SIG berupaya memperkuat fundamental bisnis dan mempertahankan dominasinya di industri bahan bangunan, baik di dalam negeri maupun pasar global.
Editor : Redaksi