MENU Selasa, 30 Sep 2025 04:51 WIB
x kilasbisnis.com skyscraper
x kilasbisnis.com skyscraper

Kawasan Tanpa Rokok Dinilai Gagal, Pemerhati: “Masih Jadi Simbol Belaka”

Kilasbisnis.com, Surabaya - Program **Kawasan Tanpa Rokok (KTR)** yang sudah diterapkan lebih dari satu dekade di Indonesia dinilai belum berjalan efektif. Meski 449 dari 514 kabupaten/kota atau sekitar 86 persen telah memiliki regulasi KTR, angka perokok masih tinggi dan bahkan meningkat di kalangan remaja.  

Di lapangan, aturan KTR juga masih sering dilanggar. Aktivitas merokok masih ditemukan di rumah sakit, sekolah, kantor pelayanan publik, hingga ruang sidang DPRD. 

Minimnya sosialisasi, lemahnya penegakan hukum, serta ketiadaan mekanisme pelaporan membuat regulasi ini belum berdampak nyata.  

Pemerhati ekosistem tembakau, **Hananto Wibisono**, menilai kebijakan KTR belum menyentuh masyarakat secara langsung.  

“ KTR ini masih sebatas simbol. Aturannya ada, tapi penerapannya lemah sehingga tidak mengubah perilaku masyarakat,” ujarnya.  

Selain faktor penegakan, kebijakan pengendalian tembakau juga berhadapan dengan tantangan ekonomi. 

Ekosistem pertembakauan masih menjadi sumber penghidupan bagi jutaan orang, mulai dari petani tembakau hingga industri rokok legal. 

Sejumlah daerah bahkan menggantungkan pendapatan asli daerah dari cukai rokok, sementara Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) menjadi salah satu sumber utama pembiayaan program kesehatan dan pendidikan.  

Hananto menambahkan, pemerintah perlu mengevaluasi pendekatan KTR agar lebih relevan dan berdampak nyata. 

Menurutnya, penegakan hukum yang konsisten, sosialisasi berbasis komunitas, serta integrasi dengan strategi transisi ekonomi di daerah penghasil tembakau menjadi langkah penting yang harus segera dilakukan.

“Kawasan Tanpa Rokok akan menjadi kebijakan yang efektif bila ia tumbuh dari kesadaran, bukan sekadar larangan. Dan pengendalian konsumsi tembakau hanya akan berhasil jika dibarengi dengan keberpihakan pada keadilan ekonomi dan transisi yang manusiawi,” ujar Hananto.

Berita Terbaru
Jumat, 26 Sep 2025 22:11 WIB

Unesa dan Bakesbangpol Jatim Gelar Pagelaran Wayang untuk Tanamkan Nilai Kebangsaan  

Kilasbisnis.com, Surabaya - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur
Jumat, 26 Sep 2025 12:06 WIB

Brawijaya Golf Simulator, Inovasi Premium dengan Teknologi Tercanggih di Surabaya 

  Kilasbisnis.com, Surabaya – Brawijaya Driving Range resmi meluncurkan inovasi terbaru bernama Brawijaya Golf Simulator, yang siap membawa pengalaman bermain
Rabu, 24 Sep 2025 12:10 WIB

Kenali ciri ciri Love Bombing: Manipulasi Berkedok Kasih Sayang

Kilasbisnis.com, Surabaya -  Fenomena love bombing semakin sering menjadi sorotan dalam dinamika hubungan modern. Istilah ini merujuk pada pola manipulasi
Selasa, 23 Sep 2025 11:40 WIB

Unesa Kukuhkan Tiga Pusat Unggulan, Menyalakan Bara Kebangsaan

Kilasbisnis.com, Surabaya - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengukuhkan diri sebagai kampus riset bereputasi dunia. Pengakuan datang dari Kementerian
Sabtu, 20 Sep 2025 16:41 WIB

UKW Surabaya: Dari Integritas Jurnalis hingga Tantangan Era Digital

Kilasbisnis.com,Surabaya - Sebanyak 26 wartawan dari berbagai media di Surabaya dan sekitarnya mengikuti **Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan XVI** yang
Selasa, 16 Sep 2025 19:50 WIB

Formad Jabodetabek Dukung Khofifah, Nilai 9 Dermaga Bawa Manfaat Besar untuk Madura

Kilasbisnis.com – Membangun sembilan dermaga bukanlah angka kecil. Itulah yang membuat nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali disebut-sebut d