Kilasbisnis.com, Malang – Pemerintah Kota Malang menyatakan komitmennya memperkuat kolaborasi dengan Malang Autism Center (MAC) untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan hal itu saat membuka Malang Autism Colors 2025 di Malang Creative Center (MCC), Sabtu, 25 Oktober 2025.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan Malang Autism Center ini. Ada anak-anak surga yang harus kita fasilitasi dengan baik. Alhamdulillah, MCC menjadi tempat luar biasa untuk membimbing dan mengarahkan mereka,” kata Wahyu.
Wahyu menyebut Pemkot Malang siap membuka ruang kolaborasi dengan komunitas dan lembaga yang bergerak di bidang pendampingan anak disabilitas. Ia memastikan fasilitas MCC dapat digunakan secara gratis untuk kegiatan pembinaan dan pelatihan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak MCC agar fasilitas ini bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma untuk kegiatan anak-anak istimewa,” ujarnya.
Pemerintah, kata Wahyu, juga akan menggandeng dunia usaha untuk membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas. “Ada kewajiban dari pemerintah dan perusahaan untuk memberikan ruang. Kami akan terus melatih keterampilan mereka agar bisa berperan di dunia kerja,” katanya.
Kota Ramah Anak dan Disabilitas
Kota Malang sebelumnya meraih penghargaan *Kota Ramah Anak dan Ramah Disabilitas* kategori Nindya dari pemerintah pusat. Wahyu menilai penghargaan itu menjadi pengingat agar layanan inklusif terus diperkuat, terutama di sektor pendidikan dan sosial.
“Kita masih punya banyak pekerjaan rumah. Tapi penghargaan ini menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang benar,” ucapnya.
Ia menambahkan, Pemkot Malang kini menggandeng psikiater dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi untuk melakukan pendataan dan pendampingan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Langkah itu diharapkan mampu membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sekolah Inklusif dan Program Sosialisasi
Beberapa sekolah di Kota Malang telah mengembangkan program inklusif, seperti pelatihan memasak dan pemeliharaan ikan, yang melibatkan anak-anak autis. Program tersebut dinilai efektif membantu mereka bersosialisasi dan mengasah minat.
Dinas Sosial Kota Malang mencatat hampir 2.000 penyandang disabilitas tinggal di luar panti. Sebagian telah mendapatkan pendampingan dari lembaga sosial dan yayasan yang fokus pada pengembangan kemandirian anak autisme.
“Ke depan, kami ingin Malang menjadi kota yang benar-benar ramah bagi semua, termasuk anak-anak dengan autisme,” kata Wahyu.
MAC Dorong Sekolah Inklusi Berbasis Autisme
Founder sekaligus CEO Malang Autism Center, Mohammad Cahyadi, menyambut baik komitmen Pemkot Malang. Ia menyebut Malang Autism Colors 2025 menjadi momentum penting untuk memperluas kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas autisme.
“Ini sangat memotivasi kami di MAC untuk segera menyusun proposal tindak lanjut. Kami akan mengajukan dukungan kepada Pemkot Malang, khususnya untuk menghadirkan sekolah inklusi bagi anak-anak autisme,” kata Cahyadi.
Menurutnya, Malang memiliki potensi besar menjadi pionir di Jawa Timur dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif berbasis autisme. “Kami ingin sekolah ini menjadi ruang tumbuh dan berdaya bagi anak-anak autisme, bukan sekadar tempat belajar,” ujarnya.
Malang Autism Colors 2025 digelar pada 25–26 Oktober 2025 di Malang Creative Center. Acara ini menandai satu dekade perjalanan MAC dan mengusung tema Kolaborasi untuk Inklusi.
Kegiatan tersebut diisi dengan pameran karya, pertunjukan seni, seminar edukatif, dan aktivitas interaktif yang melibatkan anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
Melalui acara ini, MAC berharap masyarakat semakin memahami dan menerima individu dengan autisme, serta mendukung tumbuh kembang mereka agar dapat berpartisipasi aktif di tengah masyarakat.
Editor : Sekar Arum Catur