Kilasbisnis.com, Surabaya — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menegaskan komitmen OJK dalam memperluas literasi keuangan dan memperkuat potensi ekonomi daerah, khususnya di Jawa Timur.
Mahendra menyampaikan bahwa untuk bulan ini, OJK telah melaksanakan kegiatan edukasi dan literasi keuangan di Surabaya. Ke depan, program serupa akan diperluas ke berbagai wilayah lain, baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa.
Menurutnya, Jawa Timur memiliki posisi strategis dalam perekonomian nasional. Provinsi ini tidak hanya berperan penting bagi kabupaten dan kota di wilayahnya, tetapi juga menjadi bagian dari gerbong besar ekonomi nasional yang terintegrasi dengan kawasan tengah dan timur Indonesia.
“Jawa Timur begitu besar. Sudah lebih dari setahun kami berkeliling di sini, namun masih banyak wilayah yang belum terjangkau sepenuhnya,” ujar Mahendra.
Ia menambahkan, menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, potensi provinsi ini bahkan masih belum sepenuhnya tergarap, meski telah menjadi fokus sebagai gerbang baru Nusantara.
Mahendra menilai, dengan posisinya yang strategis, Jawa Timur dapat berfungsi sebagai integrator dan agregator untuk memperkuat efektivitas berbagai kegiatan ekonomi, termasuk pengembangan industri dan literasi keuangan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sektor jasa keuangan memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Jika seluruh aset perusahaan di sektor jasa keuangan digabungkan, nilainya mencapai sekitar 145�ri Produk Domestik Bruto (PDB) nasional — bahkan lebih besar dari total perekonomian nasional. Di beberapa negara lain, angka ini bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat dari PDB,” jelasnya.
Mahendra juga menyoroti capaian positif tingkat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. Salah satunya melalui program Satu Pelajar Satu Rekening yang kini telah menjangkau sekitar 86�ri total pelajar.
“Ini capaian luar biasa dibandingkan negara-negara dengan tingkat pendapatan serupa,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa kepemilikan rekening bank hanyalah langkah awal. Masyarakat perlu meningkatkan pemanfaatan layanan keuangan, tidak hanya untuk menabung, tetapi juga untuk pembiayaan usaha, investasi di pasar modal, asuransi, hingga pembiayaan kendaraan.
“Semakin tinggi tingkat pemahaman dan pemanfaatan sektor jasa keuangan, semakin besar pula dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi secara berlipat,” tutup Mahendra. (Nik)
Editor : Redaksi