MBMA Catat Kinerja Operasional Solid dan Efisiensi Biaya pada Kuartal I-2025

kilasbisnis.com

Kilasbisnis.com,Jakarta — PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) melaporkan hasil kinerja keuangan untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025. Perseroan membukukan pendapatan sebesar **US$ 366 juta**, turun 18% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih tercatat sebesar **US$ 6 juta**, mengalami penurunan 39% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski demikian, **EBITDA** MBMA justru meningkat 17% menjadi **US$ 31 juta**, mencerminkan efisiensi biaya dan kekuatan operasional di tengah penurunan pendapatan.

Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menyampaikan bahwa kinerja positif pada kuartal ini didorong oleh peningkatan produksi dari tambang nikel SCM. Produksi limonit mencapai **1,8 juta wet metric ton (wmt)**, naik 54% yoy, sementara produksi saprolit melonjak 190% menjadi **1,3 juta wmt**. Walaupun curah hujan musiman sempat menekan produksi dibanding kuartal sebelumnya, angka ini tetap jauh melampaui capaian tahun lalu dan memperkuat momentum pertumbuhan berkelanjutan.

Pada segmen hilir, pabrik peleburan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) menghasilkan **16.297 ton Nickel Pig Iron (NPI)**, turun 22% yoy. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan produksi di PT Bukit Smelter Indonesia (BSI) pasca perbaikan tungku pada kuartal IV-2024, serta pemeliharaan terjadwal di PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang sempat terhenti akibat banjir. Perbaikan fasilitas peleburan ini telah meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional, dan diharapkan dapat menekan biaya ke depan. Perbaikan lini kedua BSI dijadwalkan pada paruh kedua 2025.

MBMA juga berhasil menurunkan biaya tunai saprolit di Tambang SCM menjadi **US$ 24,6/wmt** dari sebelumnya US$ 28,4/wmt, didorong pengurangan biaya penambangan, pengangkutan, dan royalti. Sementara itu, biaya tunai limonit naik 10% menjadi **US$ 12,7/wmt** akibat kenaikan biaya pengangkutan dan penjualan, namun margin tetap meningkat berkat harga jual rata-rata yang lebih tinggi.

Pembangunan jalan angkut baru yang menghubungkan Tambang SCM dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus berjalan, bertujuan menekan biaya logistik dan meningkatkan kapasitas pengangkutan saprolit. Selain itu, MBMA terus mengembangkan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) sebagai bagian dari sistem produksi terintegrasi, bekerja sama dengan perusahaan material baterai terkemuka melalui pengembangan PT ESG New Energy Material, PT Meiming New Energy Material, dan PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC).

Teddy Oetomo menegaskan, “Melalui investasi strategis dan peningkatan infrastruktur, MBMA memperkuat platform produksi nikel yang efisien, terintegrasi, dapat ditingkatkan skalanya, dan berbiaya rendah. Kami tetap fokus pada keunggulan operasional dan penciptaan nilai berkelanjutan di seluruh operasi kami yang terpadu.

Editor : Redaksi

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru