Kilasbisnis.com, Surabaya - Sore itu, di kawasan Rungkut Industri, Surabaya, suasana berbeda terasa. Bukan pabrik yang jadi pusat perhatian, melainkan sekelompok orang yang duduk melingkar, sebagian masih mengenakan kaus komunitas selam. Ada yang dari Surabaya, ada yang dari Gresik, ada pula dari Malang. Jumlahnya sekitar 30 orang. Mereka datang bukan sekadar ingin tahu, tapi ingin selamat.
Scuba World, yang April lalu sukses bikin talk show perdana, kembali menggelar Gear Up & Get Ready. Kali ini, temanya Gradient Factor—GF. Topik yang, jujur saja, jarang disentuh kecuali oleh penyelam teknis. Tapi sore itu, semua peserta serius. Tak ada yang main-main.
Ryan Koesuma, instruktur selam dari Jakarta, berdiri di depan. Ia bicara soal GF. “Gradient Factor itu tools di dive computer,” katanya. Dive computer, bagi yang belum tahu, adalah jam digital yang jadi teman setia para penyelam. Ada banyak fitur di sana, tapi GF ini—kata Ryan—adalah parameter penting. Fungsinya? Mengatur tingkat konservatif komputer selam, supaya risiko Decompression Sickness (DCS) bisa ditekan serendah mungkin.
“Dengan paham GF, penyelam bisa atur sendiri komputer selamnya. Bisa lebih aman, bisa lebih tenang di bawah air,” jelas Ryan. Para peserta manggut-manggut. Ada yang mencatat, ada yang langsung cek dive computer di pergelangan tangan.
Sesi kedua, giliran Dian Setiawan. Ia bukan instruktur, tapi teknisi spesialis. Ia membedah soal perawatan dive gear. Bukan cuma regulator, tapi juga BCD, wetsuit, dan mask. “Perawatan ini penting, bukan hanya untuk keselamatan, tapi juga untuk efisiensi jangka panjang. Dive gear itu investasi,” katanya.
Diskusi jadi makin hangat. Ada yang bertanya soal cara membersihkan mask, ada yang penasaran dengan cylinder inspection. Semua ingin dive gear-nya awet, semua ingin selamat.
Fifin Maidarina, instruktur Scuba World Dive Center, yang malam itu jadi penanggung jawab, tersenyum puas. “Lewat talk show ini, kami ingin bangun kesadaran. Menyelam itu bukan cuma soal pemandangan bawah laut, tapi juga soal teknologi dan keselamatan,” ujarnya. Ia berjanji, Gear Up & Get Ready akan terus digelar. “Forum ini jadi ruang belajar, berbagi, dan menjaga keselamatan bersama.”
Scuba World Dive Center bukan toko selam biasa. Di Surabaya, ia jadi one stop service. Dive gear lengkap, layanan servis, cylinder hydrostatic test—semua berlisensi US DOT. Di Indonesia, hanya tiga tempat yang punya lisensi itu. Salah satunya, Scuba World.
Mereka juga punya Sekolah Selam Indonesia, kursus selam untuk umum. Trip selam? Ada. Mereka berafiliasi dengan Dive Wonderful Indonesia. Semua dive gear yang disewakan, dirawat rutin tiap enam bulan dan tak pernah dipakai lebih dari dua tahun. Di Scuba World, keselamatan bukan sekadar slogan. Ia jadi budaya. (*)
Editor : Ardhia Putri