Otak-Atik Merah Putih: Ketika Balok, AI, dan Tradisi Bertemu di Laboratorium Otak

Reporter : Ardhia Putri
ilustrasi anak Anak yang sedang bermain

Kilasbisnis.com, Surabaya - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) kembali menunjukkan bahwa riset tak harus kaku dan berjarak dari rakyat. Bersama komunitas Kampoeng Dolanan Surabaya, mereka meluncurkan *Otak-Atik Merah Putih*—sebuah program yang memadukan kecerdasan buatan dengan permainan tradisional. Sebuah eksperimen sosial dan ilmiah yang sama menariknya untuk ditonton maupun dipikirkan.  

Permainannya sederhana: menyusun balok merah putih sesuai pola tertentu. Namun di balik kesederhanaan itu, ada sistem sensor dan algoritma AI yang bekerja senyap. Setiap gerakan tangan, setiap jeda berpikir, direkam dan dianalisis. Dari data itu, tim peneliti bisa membaca tanda-tanda awal penurunan fungsi kognitif—fenomena yang kini populer disebut *brainrot*.  

Baca juga: LG Life’s Good Truck Sambangi Surabaya, Kampanyekan Produk Premium dengan Cara Menyenangkan

Inilah cara baru mendeteksi masalah otak: tidak dengan alat medis yang menakutkan, melainkan lewat permainan yang akrab dan menyenangkan. *Otak-Atik Merah Putih* menjadikan skrining otak sebagai kegiatan publik—ringan, inklusif, dan lintas generasi. Anak-anak bisa belajar strategi, orang dewasa melatih fokus, sementara para lansia menjaga daya ingatnya.  

Kolaborasi ini juga mendapat dukungan dari Program TeraSaintek, di bawah Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (DitminatSaintek), Kementerian Pendidikan Tinggi. Melalui program ini, riset kampus tidak berhenti di ruang laboratorium, tetapi menjejak ke ruang publik—menyentuh masyarakat, bukan sekadar mengamati mereka.  

Dengan hibah TeraSaintek, *Otak-Atik Merah Putih* diharapkan menjadi embrio ekosistem inovasi kesehatan partisipatif di Surabaya dan sekitarnya. Ia bukan hanya proyek penelitian, melainkan gerakan sosial yang menghubungkan teknologi dengan budaya, sains dengan permainan, dan kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia.  

Sebuah langkah kecil, tapi dengan visi besar: menjaga otak tetap hidup—bukan hanya lewat obat dan terapi, tapi lewat kegembiraan dan rasa ingin tahu. Karena di balik setiap balok yang disusun, ada pesan sederhana: berpikir itu menyenangkan, dan bermain adalah bentuk paling alami dari belajar.

Editor : Sekar Arum Catur

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru