Kilasbisnis.com, Surabaya — Nama Mohammad Turi mencuri perhatian di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Pria kelahiran Sampang, Madura, 15 Mei 1999 ini resmi menyandang gelar doktor termuda UNESA pada usia 26 tahun. Ia menuntaskan studi doktoral di bidang Ilmu Keolahragaan dengan IPK sempurna 4,00, sekaligus menjadi wisudawan terbaik periode 117.
Perjalanan akademik Turi tergolong luar biasa. Anak tunggal dari pasangan almarhum Buniwi dan almarhumah Sirah ini tumbuh di bawah asuhan sang nenek. Sejak kecil, ia dikenal tekun, disiplin, dan memiliki minat besar terhadap dunia olahraga. Dari lapangan olahraga, Turi justru menemukan jalan menuju dunia akademik yang membawanya ke puncak prestasi.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Tangani 800 Laporan Kendala BBM di Jatim, 57 Persen Sudah Selesai
Turi mulai menempuh pendidikan di UNESA pada 2018. Ia menyelesaikan program sarjana (S-1) dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK 3,80. Prestasinya berlanjut di jenjang magister. Berkat beasiswa dari UNESA, ia menuntaskan studi S-2 hanya dalam 1 tahun 1 bulan dengan IPK sempurna 4,00 dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik program magister.
“Dengan tekad kuat, saya menuntaskan studi hanya dalam 1 tahun 1 bulan dengan IPK sempurna 4,00. Alhamdulillah, saya menjadi lulusan terbaik program magister,” ujar Turi.
Kini, di jenjang doktoral, Turi kembali mencatatkan sejarah. Ia meraih gelar doktor dengan IPK 4,00, menjadikannya doktor termuda UNESA dan salah satu lulusan terbaik di bidang Ilmu Keolahragaan.
Dalam disertasinya berjudul *Implementasi Model Latihan Turdistance terhadap Kecepatan, Kekuatan Otot Tungkai, Power Otot Tungkai, Daya Tahan, dan Penurunan Kejenuhan pada Atlet Atletik Middle Distance*, Turi memperkenalkan Model Latihan Turdistance.
Model ini merupakan inovasi latihan atletik yang menggabungkan aspek fisiologis, psikologis, dan biomekanika untuk meningkatkan performa atlet jarak menengah. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan signifikan pada kecepatan, kekuatan otot tungkai, daya tahan, serta penurunan tingkat kejenuhan latihan.
Baca juga: Polda Jatim Gelar Apel Hidrometeorologi Hadapi Cuaca Ekstrem
Penelitian tersebut menghasilkan empat publikasi di jurnal internasional bereputasi (Q1, Q3, dan Q4), antara lain di *Exercise and Sport Sciences Reviews* (Q1), *International Journal of Kinesiology and Sports Science* (Q3), *SPORT TK-EuroAmerican Journal of Sport Sciences* (Q3), dan *Asian Journal of Sports Medicine* (Q4).
Selain itu, Turi juga menulis 17 paper konferensi, menerbitkan satu buku ber-ISBN, serta memiliki enam hak kekayaan intelektual (HKI).
Sebelum dikenal sebagai akademisi muda, Turi lebih dulu berkiprah sebagai atlet. Ia pernah tinggal di asrama atlet KONI Sampang dan menorehkan prestasi di tingkat nasional hingga internasional. Dunia olahraga menjadi titik balik kehidupannya.
“Olahraga mengajarkan saya disiplin, strategi, dan daya tahan mental. Nilai-nilai itu yang saya bawa ke dunia akademik,” kata Turi.
Baca juga: Unesa Gelar Art Therapy untuk Komunitas Inklusi dalam Peringatan Bulan Kesehatan Mental 2025
Prestasi Turi tidak berhenti di UNESA. Ia diterima untuk melanjutkan studi doktoral di Boston University, Amerika Serikat, melalui Boston University Trustee Scholarship, beasiswa penuh yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi dari seluruh dunia.
Rektor UNESA menyebut capaian Turi sebagai bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras mampu membawa mahasiswa Indonesia bersaing di level global. “Keberhasilan Mohammad Turi menjadi doktor termuda dengan segudang prestasi adalah inspirasi bagi generasi muda,” ujarnya.
Kini, Mohammad Turi bukan hanya menjadi kebanggaan UNESA, tetapi juga simbol ketekunan dan dedikasi anak muda Indonesia. Dari Madura hingga Boston, langkahnya menunjukkan bahwa prestasi besar selalu berawal dari tekad yang kuat dan kerja keras tanpa henti.
Editor : Redaksi