IFMAC & WOODMAC 2023 – Membuka Peluang dengan Menghadirkan Teknologi-Teknologi Terbaru Guna Tingkatkan Ketangguhan Industri Furnitur Indonesia

Reporter : Ardhia Putri
Foto: Ardhia Tap

Dari kiri - kanan, Ketua ISWA Wiradadi Soeprayogo, Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) Sofianto Widjaja,  Ketua Himki Jatim Budianto Budi dan Choiril MochtarMewakili DPP HIMKI Pusat saat konferensi pers IFMAC & WOODMAC 2023 di Surabaya, Kamis


Kilasbisnis.com, Surabaya— Pameran permesinan kayu dan komponen manufaktur furnitur terbesar di Indonesia, Ifmac & Woodmac 2023, akan segera digelar bulan depan di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian & Kayu Olahan Indonesia (ISWA), bekerja sama dengan PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI). Pameran tersebut menjanjikan berbagai inovasi dan teknologi terkini dalam industri permesinan kayu dan manufaktur furnitur yang tak boleh dilewatkan oleh para pelaku industri dan penggemar furnitur di Indonesia.

IFMAC & WOODMAC 2023 akan menjadi kesempatan bagi industri furnitur Indonesia untuk mengakses teknologi terbaru. Lebih dari 200 perusahaan internasional dan lokal akan hadir dalam pameran ini, menampilkan beragam produk seperti mesin, perekat, pelapis, cat, perlengkapan dan peralatan, bahan kayu serta panel kayu perantara, pemrosesan kayu, solusi perawatan permukaan, komponen dekoratif, busa dan pelapis, dan lain-lain yang diperlukan untuk pembuatan furnitur.

Berbagai mesin pengolahan kayu dengan teknologi dan inovasi terbaru dari dalam dan luar negeri untuk memperkuat industri furnitur Indonesia juga akan dipamerkan. Pameran ini sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan kinerja industri perkayuan dalam negeri melalui penggunaan teknologi tepat guna disaat mengalami kelesuan.

Ketua Presidium ISWA, H.M Wiradadi Soeprayogo mengatakan, saat ini ekspor industri perkayuan dalam negeri tengah mengalami kelesuan akibat kondisi pasar global yang tidak menentu, salah satunya karena perang Ukraina.

"Karena kondisi pasar tidak secerah tahun-tahun kemarin, cukup ekstrim karena ada beberapa hal tentang pasar global, salah satunya perang Ukraina. Oleh karena itu, ada beberapa pasar non tradisional yang mulai dikembangkan, mulai pasar India, Meksiko dan sebagainya," kata Wiradadi Soeprayogo di Surabaya, Kamis (24/8/2023).

Pasar India, lanjutnya, sangat potensial. Walaupun produk yang dibutuhkan bukan yang berkualitas tinggi, namun pasar sangat terbuka. Sehingga pasar yang digarap adalah kelas medium dan bawah.

Selain mulai menyasar pasar ekspor non tradisional, pelaku industri perkayuan nasional juga tengah serius menggarap pasar dalam negeri karena banyaknya proyek strategis yang sedang dalam pengerjaan, seperti pembangunan. Ibu Kota Negara (IKN) Penajam Paser, Kalimantan Timur.

"Yang harus diperhatikan dan dikenalkan bahwa untuk masuk ke proyek IKN ini butuh legalitas, harus punya e-katalog agar bisa ikut lelang dan bisa melakukan transaksional. Karena industri perkayuan di Kaltim banyak yang protes tidak masuk, itu karena mereka tidak memiliki legalitas. Termasuk juga tentang TKDN dan kualitasnya," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung perkembangannya melalui kemitraan strategis dan kolaborasi bersama dengan WAKENI dalam penyelenggaraan IFMAC & WOODMAC 2023.

"Dengan diperkenalkannya teknologi canggih dan solusi inovatif dari perusahaan global, kami berharap dapat meningkatkan daya saing bisnis furnitur lokal, sekaligus menciptakan peluang baru untuk investasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Dengan injeksi teknologi, industri manufaktur furnitur Indonesia mampu memberikan produk ramah lingkungan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen yang terus berkembang di seluruh dunia," tandasnya.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur, Budianto Budi

Ketua HIMKI Jatim, Budianto Budi menambahkan, nilai jual unik Indonesia sebagai pemasok pasar furnitur global berakar pada sumber daya alamnya, tenaga kerja terampil, harga kompetitif, keragaman budaya, dan produksi berkelanjutan.

"Sumber daya alamnya yang melimpah dengan ragam kayu yang sangat dicari di pasar furnitur global karena daya tahan, keindahan, dan karakteristiknya yang unik. Dengan pengrajinnya yang terampil, furnitur buatan Indonesia banyak dicari karena presisi dan desainnya yang kreatif, selain karakteristiknya yang berkualitas tinggi dan harga bersaing yang dapat diproduksi lebih baik dengan teknologi global terkini," ungkapnya.

Mengingat kesadaran akan produksi yang berkelanjutan, produsen furnitur Indonesia sangat menekankan praktik produksi yang berkelanjutan, termasuk penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Hal ini telah membantu membedakan produk furnitur Indonesia di pasar global dan menarik konsumen yang sadar lingkungan.

"Pasar furnitur Indonesia berkembang pesat, didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan peningkatan ekspor. Pelaku usaha akan terus mengevaluasi potensi permintaan produknya di pasar Indonesia, serta potensi ekspor ke negara lain, beberapa di antaranya menjadi alasan yang memotivasi para pelaku industri untuk bergabung pada pameran kali ini," tambah Choiril Mochtar, perwakilan HIMKI Pusat.

Direktur WAKENI Sofianto Widjaja mengatakan IFMAC & WOODMAC 2023 akan menjadi pendorong industri perkayuan dalam negeri untuk terus meningkatkan kinerjanya melalui penggunaan teknologi tepat guna.

"Pemimpin bisnis lokal dan pasar internasional akan berkumpul di IFMAC & WOODMAC 2023 menyoroti posisi Indonesia yang semakin berkembang sebagai pusat pengembangan industri furnitur global. Pameran dagang ini akan mendorong investasi untuk inovasi dan kemajuan teknologi di Indonesia sehingga memicu pertumbuhan industri furnitur sebagai penggerak ekonomi utama bagi negara," katanya.

IFMAC & WOODMAC tahun ini akan menampilkan 60% peserta dari edisi pameran sebelumnya, baik dari Indonesia, Malaysia, Singapore, China, Jerman, Finlandia, Turki, USA, Canada, French, Hong Kong, Taiwan dan Italia, serta menampilkan 40% perusahaan-perusahaan yang perdana bergabung di pameran Ifmac & Woodmac dari berbagai negara, seperti Thailand, Slovenia, India, Luxembourg dan lain-lainnya.

"Perpaduan yang baik antara merek industri terkenal dan pemasok baru yang akan memberikan pilihan produk yang lebih luas, seperti aplikasi perangkat lunak yang membantu proses produksi berteknologi tinggi, rangkaian perekat baru, mesin pengerjaan kayu, dan beragam solusi lainnya yang sesuai dengan permintaan pelanggan," tandasnya.

Ia menegaskan, meski saat ini pasar ekspor tengah mengalami kelesuan, tetapi secara umum industri manufaktur furnitur Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif karena bisnis telah mendapatkan kembali momentum operasional dan penjualan pasca pandemi. Salah satu area yang bertumbuh adalah penjualan e-commerce furnitur, karena semakin banyak konsumen beralih ke belanja online yang menyebabkan peningkatan permintaan akan produk furnitur yang terjangkau dan berkualitas tinggi, yang dapat dibeli secara online dan dikirim ke rumah tepat waktu.

Area pertumbuhan lainnya adalah produksi furnitur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pandemi telah meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan, dan meningkatkan permintaan yang lebih besar akan produk ramah lingkungan. (Nik)

Editor : Ardhia Putri

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru