Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Karang yang berlokasi di daerah Pluit, Jakarta Utara.
Kilasbisnis.com, Surabaya – PLN (Persero) siap memimpin pasar karbon di Indonesia dengan menjadi trader karbon terbesar di negara ini. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen PLN dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi dan mempercepat transisi energi. PT PLN (Persero) akan segera bergabung dengan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) dan menawarkan hampir 1 juta ton CO2, menjadikannya pemain utama dalam perdagangan karbon di Indonesia. Dengan langkah ini, PLN menunjukkan keseriusannya dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia.PLN (Persero) siap memimpin pasar karbon di Indonesia dengan menjadi trader karbon terbesar di negara ini. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen PLN dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi dan mempercepat transisi energi. PT PLN (Persero) akan segera bergabung dengan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) dan menawarkan hampir 1 juta ton CO2, menjadikannya pemain utama dalam perdagangan karbon di Indonesia. Dengan langkah ini, PLN menunjukkan keseriusannya dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menyatakan bahwa langkah PLN ini merupakan bagian dari upaya transisi energi yang dilakukan oleh Indonesia. "Ini menandakan langkah yang besar dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia," ujar Siti.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa PLN Group siap menjadi pelaku utama dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktifnya dalam perdagangan karbon di Indonesia. Upaya ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam melakukan transisi energi di negara ini. "Kami terus mendukung pemerintah dalam mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Kami telah melakukan beberapa proyek uji coba sehingga saat ini sistem perdagangan karbon dapat dilakukan," kata Darmawan.
Bukti keseriusan PLN dalam memimpin pasar karbon di Indonesia adalah prestasinya sebagai peraih Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non konversi dan mekanisme internasional.
"Kami akan segera bergabung dengan bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar," tambah Darmawan.
Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung yang mencakup tiga dari empat aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi langsung, perdagangan offset emisi langsung, dan perdagangan offset melalui bursa. Selain itu, PLN juga telah mengembangkan platform PLN Climate Click di mana kegiatan perdagangan karbon, termasuk perdagangan emisi dan offset emisi, telah dilakukan sejak tanggal 8 September 2023.
"Ketika PLN bergabung dengan bursa dalam waktu dekat, kami akan segera menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang siap digunakan untuk perdagangan karbon dan belum dimiliki oleh perusahaan lain," tambahnya.
Lebih lanjut, Darmawan mengungkapkan bahwa PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) Blok 3 Muara Karang, yang merupakan pembangkit listrik berbahan bakar gas pertama di Indonesia, akan menjadi pelopor bagi PLN dalam bergabung dengan bursa karbon. PLTGU ini telah mendapatkan SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan berhasil menurunkan emisi karbon dioksida setara hampir 1 juta ton pada tahun 2022.
PLTGU Blok 3 Muara Karang menggunakan bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG di Floating Storage and Regassification Unit (FSRU). Pembangkit ini juga dilengkapi dengan teknologi turbin gas terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combined Cycle.
"PLN saat ini tidak hanya menyediakan listrik tetapi juga membawa energi rendah emisi. Dari mana? Tentu saja dari pembangkit energi baru terbarukan. Kami sedang membangun skenario transisi energi yang ambisius melalui Accelerated Renewable Energy Development dengan menargetkan peningkatan porsi pengembangan energi terbarukan menjadi 75% pada tahun 2040, dengan 25% di antaranya berasal dari gas alam," tutup Darmawan. (Nik)
Editor : Ardhia Putri