Inflasi Oktober 2023 Mencapai 2,56 Persen (YoY), Penyumbang Terbesar Didorong Inflasi Beras

kilasbisnis.com

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Oktober 2023 di Jakarta, Rabu (1/11/2023). (Sumber gambar : tangkapan layar youtube BPS)


Baca juga: Ekonomi Jawa Timur Tumbuh 4,93% pada 2024, Inflasi Jatim Terkendali

Kilasbisnis.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 sebesar 2,56 persen secara year on year (YoY) dan 1,80 persen secara year to date (YTD). Data ini diumumkan oleh BPS pada Rabu (1/11/2023) di Jakarta.

Menurut Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, tingkat inflasi bulanan Oktober 2023 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, namun secara YoY inflasi Oktober 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Peningkatan IHK bulanan dari 115,44 pada September 2023 menjadi 115,64 pada Oktober 2023. Sedangkan secara YoY, terjadi peningkatan IHK dari 112,75 pada Oktober 2022 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.

"Peningkatan inflasi tahunan mulai terlihat pada Oktober 2023," tambah Pudji.

Baca juga: Inflasi Februari 2024 Mencapai 2,75 Persen (YoY), Dipicu Lonjakan Harga Beras

Dalam kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yakni sebesar 5,41 persen dan memberikan andil sebesar 1,39 persen terhadap inflasi secara umum. Dalam hal komoditas, beras kembali menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,58 persen.

"Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau adalah beras sebesar 0,58 persen, diikuti rokok kretek filter dengan andil 0,19 persen, daging ayam ras dengan andil 0,1 persen, bawang putih dengan andil 0,07 persen, dan rokok putih dengan andil 0,07 persen," ujar Pudji Ismartini dalam Rilis Berita Resmi Statistik pada Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Ekspor dan Impor Indonesia Juli 2023 Kompak Mengalami Penurunan Secara Year on Year (yoy)

Beras juga menjadi penyumbang inflasi terbesar secara tahunan. Dari 90 kota yang dipantau, 87 kota mengalami inflasi, dua kota mengalami deflasi beras, dan satu kota stabil. Secara year-to-date (YTD) hingga Oktober 2023, beras menyumbang inflasi terbesar sebesar 0,49 persen.

"Beras telah menjadi penyumbang inflasi terbesar selama tiga bulan berturut-turut sejak Agustus 2023," jelas Pudji Ismartini. Selain itu, beras juga menyumbang inflasi terbesar secara bulanan. Beras memberikan andil sebesar 0,06 persen terhadap inflasi bulanan yang mencapai 0,17 persen. (Sac)

Editor : Sekar Arum Catur

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru