Perkembangan Industri Parfum Lokal, Perspektif Komunitas Penghobi Parfum

Reporter : Ardhia Putri

Para anggota komunitas Indonesian Fragrance Community (IFC). (Sumber Foto: Niko Alfian)


Kilasbisnis.com, Surabaya – Potensi parfum lokal semakin menarik perhatian para pecinta parfum dan pelaku industri, dengan pemanfaatan bahan-bahan lokal dan inovasi desain aroma yang semakin berkembang. Pada tahun 2022 lalu, berbagai brand parfum lokal mulai bermunculan dengan inovasi yang beragam. Pangsa pasar parfum di Indonesia sangat potensial dan bisa menjadi peluang besar bagi para pelaku UMKM, terlebih pangsa parfum di pasar domestik diprediksi akan terus berkembang dan cukup besar.

Bagi para penghobi dan komunitas, parfum lokal telah masuk dalam radar diskusi. Menurut anggota komunitas Indonesian Fragrance Community (IFC), Niko Alfian, pertumbuhan parfum lokal saat ini semakin variatif, baik dari kemasan, konsep penjualan, hingga aroma yang unik.

“Sebenarnya parfum lokal mulai populer semenjak pandemi Covid-19, karena orang tidak dapat membeli parfum di luar negeri. Pada tahun 2020, kualitasnya masih banyak yang standar. Namun pada tahun 2024, kualitas parfum lokal sudah sangat baik. Sangat mudah untuk merekomendasikan parfum lokal, karena memang kualitasnya sudah bagus,” terang Niko.

Dalam perkembangannya, pangsa pasar parfum lokal memiliki segmen yang berbeda. Bahkan di antara parfum lokal pun, terdapat produk dari pengrajin (artisan). Oleh karena itu, saat ini kualitas parfum lokal patut diperhitungkan. Yang justru menjadi permasalahan adalah nasib dari parfum merek luar negeri atau parfum desainer yang saat ini hampir diungguli oleh produk lokal.

“Permasalahannya adalah ketika parfum lokal dengan harga di bawah 1 juta rupiah sudah banyak yang bagus, bagaimana dengan parfum desainer yang ada di toko-toko parfum. Bisa jadi parfum lokal lebih diminati daripada parfum desainer,” terang Niko.

Melihat kualitas parfum lokal yang semakin mampu bersaing dengan merek luar negeri bahkan parfum desainer, tak terlepas dari peran komunitas penghobi parfum. Ulasan para penghobi menciptakan tekanan positif bagi pelaku industri parfum dalam negeri untuk terus meningkatkan kualitas produknya.

Salah satu kegiatan komunitas IFC saat berkumpul.

Diskusi-diskusi yang dilakukan oleh komunitas ini membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik akan preferensi konsumen terhadap parfum lokal, serta merangsang terciptanya produk parfum baru yang lebih inovatif.

“Jika dibandingkan dengan beberapa tahun ke belakang, terutama dalam hal persaingan harga, parfum lokal dengan harga di bawah 500 ribu rupiah kini sudah memiliki kualitas yang baik. Jadi jika dengan harga tersebut dapat membeli parfum lokal berkualitas, mengapa harus membeli parfum impor? Pertanyaan yang lebih relevan saat ini adalah nasib parfum desainer di Indonesia. Apalagi, parfum lokal saat ini sudah lebih unggul, terutama parfum artisan Indonesia,” ungkap Niko kepada Kilasbisnis.com. (Nik)

Editor : Ardhia Putri

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru