SIG Raih Validasi SBTi,Pelopor Dekarbonisasi di Industri Bahan Bangunan Indonesia

Reporter : Ardhia Putri
Fasilitas pengolahan limbah dan sampah menjadi bahan bakar alternatif di area green zone Pabrik Narogong, Jawa Barat.

Fasilitas pengolahan limbah dan sampah menjadi bahan bakar alternatif di area green zone Pabrik Narogong, Jawa Barat.


Baca juga: SIG Jaga Profitabilitas Semester I 2025 Lewat Efisiensi dan Lonjakan Ekspor

Kilasbisnis.com, Surabaya -PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencatat prestasi sebagai perusahaan bahan bangunan pertama di Indonesia yang memperoleh validasi dari Science-Based Target initiatives (SBTi). Validasi ini menandai bahwa SIG telah berhasil menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) jangka pendek yang sejalan dengan upaya global untuk membatasi pemanasan bumi pada tingkat 1,5° Celsius, sesuai dengan standar internasional.

Pencapaian ini terjadi pada 100 Hari Kerja Presiden Prabowo Subianto dan sejalan dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, yang mendorong program Asta Cita, terutama dalam hal harmonisasi kehidupan dengan lingkungan dan alam.

SBTi adalah lembaga yang membantu perusahaan dalam menetapkan target penurunan emisi GRK berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, sesuai dengan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Menteri BUMN, Erick Thohir, menekankan pentingnya transformasi BUMN yang melibatkan aspek keberlanjutan, termasuk operasional ramah lingkungan yang rendah karbon. "Saya berharap BUMN menjalankan transformasi energi dan mengurangi emisi karbon. Ini adalah tanggung jawab bersama demi keberlanjutan lingkungan hidup kita," ujar Erick Thohir.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa pemanasan global akibat peningkatan emisi GRK adalah ancaman bagi keberlanjutan kehidupan di bumi. Sebagai pemimpin industri bahan bangunan di Indonesia, SIG berkomitmen untuk berperan aktif dalam pengendalian iklim global dengan operasional bisnis yang rendah karbon dan berprinsip pada pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Bumi Kartini SIG: 879 Perempuan Desa Ngampel Ubah Limbah Sapi Jadi Sumber Ekonomi Baru

"SIG bangga menjadi perusahaan pertama di industri bahan bangunan Indonesia yang tervalidasi SBTi. Validasi ini membuktikan komitmen SIG dalam menurunkan emisi GRK melalui rencana aksi yang aplikatif dan target yang terukur," kata Vita Mahreyni.

SIG menargetkan penurunan emisi GRK melalui inisiatif strategis, termasuk penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian, industri, sampah padat perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), biomassa, serta sumber lainnya. Proses produksi di pabrik-pabrik SIG juga didukung dengan digitalisasi melalui machine learning, big data, dan artificial intelligence (AI) untuk efisiensi energi dan peningkatan produktivitas.

Penggunaan bahan bakar alternatif tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga membantu mengatasi masalah sampah perkotaan dan limbah pertanian. Untuk mempercepat penurunan emisi, SIG juga mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya dan optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG).

Baca juga: Rumah BUMN SIG Sukses Bawa Kopi Rembang Tembus Pasar Nasional

Vita Mahreyni menambahkan bahwa pada 2024, penggunaan bahan bakar alternatif di seluruh pabrik SIG mencapai 550 ribu ton, termasuk 314 ribu ton biomassa, 206 ribu ton non-biomassa, dan 30 ribu ton RDF. Inisiatif ini meningkatkan thermal substitution rate (TSR) domestik menjadi 7,56%, dibandingkan 7,27% pada 2023.

"SIG berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam industri bahan bangunan dengan menjalankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang rendah karbon, mendukung perbaikan sosial, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi generasi sekarang dan mendatang," tutup Vita Mahreyni.

Editor : Ardhia Putri

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru