MENU Minggu, 21 Sep 2025 13:59 WIB
x kilasbisnis.com skyscraper
x kilasbisnis.com skyscraper

IHSG Mengalami Tekanan: Anjlok di Tengah Stabilitas Pasar Asia

Kilasbisnis.com, Surabaya - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengejutkan pelaku pasar dengan menerapkan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit menjelang akhir sesi pertama pada Selasa (18/3), setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam lebih dari -5%. Ini menandai penerapan trading halt pertama sejak akhir 2020. Setelah perdagangan berlanjut, IHSG sempat anjlok hingga -7,1%, menandai penurunan intraday terbesar sejak September 2011, sebelum ditutup turun -3,84%. Dilansir dari Stockbit, beberapa faktor yang menyebabkan pembekuan sementara perdagangan, antara lain:

Faktor-Faktor yang Mendorong Pelemahan IHSG

1. Rumor Pengunduran Diri Menteri Keuangan

   Spekulasi mengenai pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani memicu ketidakpastian di pasar. Meski akhirnya Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur, rumor ini sempat memperburuk sentimen pelaku pasar.

2. Defisit Fiskal yang Mencengangkan

   Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang muncul lebih awal pada tahun 2025 menjadi perhatian besar. Dengan defisit mencapai 31,2 triliun rupiah atau 0,13�ri PDB dalam dua bulan pertama tahun ini, ini mencetak sejarah baru sejak 2021.

3. Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi

   Turunnya penerimaan perpajakan menumbuhkan kekhawatiran ekonomi Indonesia melemah. Bank Indonesia yang memangkas suku bunga BI Rate sebesar -25 bps menjadi sinyal upaya dorongan pertumbuhan ekonomi, meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan ke kisaran +4,7–5,5% YoY.

4. Likuidasi Paksa dan Minim Inflow

   Fund manager di SGMC Capital Pte., Mohit Mirpuri, menyatakan bahwa penurunan IHSG juga disebabkan oleh likuidasi paksa di kalangan margin traders serta minimnya inflow yang mendukung indeks menjelang libur panjang Lebaran.

Dampak Pelemahan IHSG Secara Keseluruhan

Dengan pelemahan signifikan hari ini, IHSG tercatat telah melemah -12,1% sejak awal tahun, ditekan oleh arus keluar dana asing (foreign outflow) yang mencapai ~29,5 triliun rupiah. Situasi ini menambah tekanan bagi investor domestik dan internasional untuk menemukan strategi manajemen risiko yang efektif dan bertindak cepat menanggapi dinamika pasar yang tidak menentu. (nik)

Berita Terbaru
Minggu, 03 Agu 2025 09:04 WIB

Artsub 2025: Ketika Monsinyur Didik Menikmati Seni, Surabaya Jadi Lebih Hangat

Kilasbisnis.com, Surabaya - Sabtu sore, Balai Pemuda Surabaya mendadak lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada konser dangdut atau bazar kuliner, melainkan
Minggu, 03 Agu 2025 08:59 WIB

Artsub 2025 Resmi Dibuka, Giring Ganesha Optimistis Surabaya Jadi Episentrum Seni Rupa

Kilasbisnis.com, Surabaya - Pameran seni rupa kontemporer Artsub 2025 resmi dibuka di kompleks Balai Pemuda Surabaya, Sabtu sore, 2 Agustus 2025. Wakil Menteri
Sabtu, 02 Agu 2025 13:44 WIB

Pertamina Patra Niaga Gelar UMK Academy 2025, Dorong UMKM Naik Kelas dan Berdaya Saing

Kilasbisnis.con, - Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus kembali menggelar program UMK Academy 2025 sebagai upaya mendorong pelaku Usaha Mikro dan Kecil
Jumat, 01 Agu 2025 15:33 WIB

Pengadilan Tetapkan PT KAI Daop 8 Surabaya sebagai Pemilik Sah Rumah di Jalan Penataran No. 7

KILASBISNIS, SURABAYA -  PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya menyambut baik putusan Pengadilan Negeri Surabaya yang menyatakan aset
Jumat, 01 Agu 2025 15:27 WIB

SIG Jaga Profitabilitas Semester I 2025 Lewat Efisiensi dan Lonjakan Ekspor

KILASBISNIS, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG berhasil menjaga profitabilitas di tengah tantangan pasar domestik sepanjang semester I 2025.
Jumat, 01 Agu 2025 15:15 WIB

Lenovo Luncurkan Ekosistem Legion Terbaru di Indonesia

KILASBISNIS, Jakarta - Lenovo resmi meluncurkan ekosistem Lenovo Legion terbaru yang didukung oleh prosesor Intel® Core™ Ultra HX di Indonesia. Produk ini di