x kilasbisnis.com skyscraper
x kilasbisnis.com skyscraper

IHSG Mengalami Tekanan: Anjlok di Tengah Stabilitas Pasar Asia

Kilasbisnis.com, Surabaya - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengejutkan pelaku pasar dengan menerapkan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit menjelang akhir sesi pertama pada Selasa (18/3), setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam lebih dari -5%. Ini menandai penerapan trading halt pertama sejak akhir 2020. Setelah perdagangan berlanjut, IHSG sempat anjlok hingga -7,1%, menandai penurunan intraday terbesar sejak September 2011, sebelum ditutup turun -3,84%. Dilansir dari Stockbit, beberapa faktor yang menyebabkan pembekuan sementara perdagangan, antara lain:

Faktor-Faktor yang Mendorong Pelemahan IHSG

1. Rumor Pengunduran Diri Menteri Keuangan

   Spekulasi mengenai pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani memicu ketidakpastian di pasar. Meski akhirnya Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur, rumor ini sempat memperburuk sentimen pelaku pasar.

2. Defisit Fiskal yang Mencengangkan

   Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang muncul lebih awal pada tahun 2025 menjadi perhatian besar. Dengan defisit mencapai 31,2 triliun rupiah atau 0,13�ri PDB dalam dua bulan pertama tahun ini, ini mencetak sejarah baru sejak 2021.

3. Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi

   Turunnya penerimaan perpajakan menumbuhkan kekhawatiran ekonomi Indonesia melemah. Bank Indonesia yang memangkas suku bunga BI Rate sebesar -25 bps menjadi sinyal upaya dorongan pertumbuhan ekonomi, meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan ke kisaran +4,7–5,5% YoY.

4. Likuidasi Paksa dan Minim Inflow

   Fund manager di SGMC Capital Pte., Mohit Mirpuri, menyatakan bahwa penurunan IHSG juga disebabkan oleh likuidasi paksa di kalangan margin traders serta minimnya inflow yang mendukung indeks menjelang libur panjang Lebaran.

Dampak Pelemahan IHSG Secara Keseluruhan

Dengan pelemahan signifikan hari ini, IHSG tercatat telah melemah -12,1% sejak awal tahun, ditekan oleh arus keluar dana asing (foreign outflow) yang mencapai ~29,5 triliun rupiah. Situasi ini menambah tekanan bagi investor domestik dan internasional untuk menemukan strategi manajemen risiko yang efektif dan bertindak cepat menanggapi dinamika pasar yang tidak menentu. (nik)

Berita Terbaru
Rabu, 30 Jul 2025 14:08 WIB

Ketum SP IMPPI di L20 Summit 2025: Pekerja Tak Boleh Ditinggalkan di Era AI

Kilasbisnis.com - Hari terakhir pelaksanaan L20 Summit 2025 di Johannesburg, Afrika Selatan, diwarnai dengan seruan tegas dari Ketua Umum Serikat Pekerja
Senin, 28 Jul 2025 15:14 WIB

PT BSI Gandeng FPIK UB, Perkuat Kolaborasi untuk Pengembangan Kawasan Pesisir Berkelanjutan

Kilasbisnis.com,Malang - PT Bumi Suksesindo (PT BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA), resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Fakultas
Jumat, 25 Jul 2025 15:17 WIB

Pandora Box Nightmare Festival 2025: Surabaya, Ketika Horor Jadi Ruang Kreatif

Antrean makin panjang, detak jantung makin kencang. Siap-siap melangkah ke RSUD Astamayarumah sakit astral, tempat keberanian diuji dan cerita baru dimulai.
Jumat, 25 Jul 2025 14:45 WIB

Polda Jatim Gandeng Pegiat Media Sosial Perkuat Budaya Digital Positif

Kilasbisnis.com, Kota Batu - Dalam rangka mempererat tali Silaturahmi Polda Jawa Timur dengan para perwakilan pegiat Media Sosial, Bidang Humas Polda Jatim
Jumat, 25 Jul 2025 05:02 WIB

Satgas Pangan Polri Sita 201 Ton Beras yang Tidak Sesuai Standar Mutu dan Takaran

Kilasbisnis.com,Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri menyita sebanyak 201 ton beras dari sejumlah merek karena
Jumat, 25 Jul 2025 04:20 WIB

The Indonesia Pro-Am 2025 Siap Digelar, Bawa Semangat Baru bagi Golf Indonesia

Kilasbisnis.com, Jakarta September tahun depan, Gunung Geulis Country Club di Bogor akan kembali jadi saksi. Saksi betapa golf Indonesia tak pernah kehilangan