Kilasbisnis.com, Jakarta - PT Merdeka Battery Materials Tbk. (IDX: MBMA) mencatatkan kinerja keuangan gemilang untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2024. Mengandalkan peningkatan produksi dan efisiensi operasional, MBMA berhasil mencatat pendapatan sebesar USD 1,84 miliar, meningkat 39% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih bahkan melonjak 139% menjadi USD 80 juta, dan EBITDA meningkat 67% menjadi USD 163 juta.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, mengungkapkan bahwa kinerja perusahaan yang kuat didorong oleh peningkatan produksi dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dan kontribusi signifikan dari operasi nickel pig iron (NPI). Tahun 2024 mencatat produksi 10,1 juta wet metric tonnes (wmt) limonit dan 4,9 juta wmt saprolit, masing-masing meningkat 150�n 110�ri tahun sebelumnya. Smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) juga mencatat peningkatan produksi nikel sebesar 26% menjadi 82.161 ton.
“Tahun 2024 merupakan periode transformasi bagi MBMA. Kami berhasil meningkatkan produksi dan efisiensi operasi,” ujar Teddy. Dengan proyek-proyek baru yang berjalan lancar, MBMA siap melanjutkan pertumbuhan pada tahun 2025. Pendekatan mobilisasi kontraktor tambang baru dan percepatan kegiatan penambangan berperan penting dalam peningkatan produksi.
Inisiatif efisiensi biaya turut memperkuat kinerja, dengan biaya tunai penambangan SCM menurun menjadi USD 5 per wmt pada kuartal keempat 2024 dan biaya tunai NPI berkurang menjadi USD 10.307 per ton. Ke depan, ketersediaan bijih saprolite dari produksi sendiri diharapkan lebih mengurangi biaya.
Saat ini, MBMA tengah membangun jalan pengangkut baru yang menghubungkan tambang SCM dengan kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk mengoptimalkan logistik dan menekan biaya.
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang, MBMA mengembangkan dua pabrik HPAL di IMIP bekerja sama dengan GEM Co., Ltd dan mitra strategis lain. PT Sulawesi Nickel Cobalt (PT SLNC) memproyeksikan kapasitas produksi 90.000 ton nikel per tahun dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), sementara PT ESG New Energy Material dan PT Meiming New Energy Material masing-masing merencanakan produksi 30.000 ton dan 25.000 ton per tahun.
Kegiatan konstruksi di PT SLNC dimulai pada kuartal pertama 2025, sementara commissioning di fasilitas Acid Iron Metal (AIM) PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) terus menunjukkan kemajuan. Fasilitas asam dan pirit di MTI telah beroperasi optimal.
“Kami membangun fondasi yang scalable dan berbiaya rendah melalui kombinasi eksekusi disiplin dan investasi strategis,” tambah Teddy, menegaskan fokus perusahaan pada keunggulan operasional untuk mendukung transisi energi global.
Editor : Ardhia Putri