Kilasbisnis.com, Surabaya – Ada yang berbeda di Surabaya tahun depan. Kota Pahlawan ini bersiap menyambut gelombang inovasi segar lewat ajang Inovboyo 2025. Bukan sekadar lomba gagasan, Inovboyo tahun ini jadi panggung lahirnya 46 inovasi unggulan yang digadang-gadang bakal menggerakkan roda ekonomi kota, dari pusat hingga sudut-sudut kampung.
Dari Limbah Jadi Rupiah
Bayangkan, limbah yang biasanya jadi masalah, kini disulap jadi sumber daya baru. Sampah organik berubah jadi energi terbarukan, plastik bekas disulap menjadi bahan bangunan. “Implementasi inovasi semacam ini tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru, menciptakan lapangan kerja di sektor daur ulang, dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya primer,” kata Irvan Wahyudrajad, Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Senin (7/7/2025).
Inovboyo, lanjut Irvan, bukan cuma ajang adu ide. Lebih dari itu, ini adalah laboratorium raksasa, tempat ide-ide brilian diuji, dikembangkan, dan—siapa tahu—mengubah wajah Surabaya hingga 2050 nanti.
Inovasi dari Balai Kota Sampai Kampung
Tahun ini, 46 inovasi ekonomi siap bertarung. Ada yang datang dari dinas-dinas besar, ada pula yang lahir dari tangan kreatif warga kampung. Semua punya satu tujuan: membuat Surabaya makin makmur.
Contohnya, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) meluncurkan MON PD untuk memantau pajak daerah secara real-time. Ada juga layanan Pembayaran PBB Online, Tax Surveillance, hingga e-SPPT PBB yang bikin urusan pajak jadi mudah dan transparan. “Sekarang, bayar pajak tak perlu antre. Cukup klik, beres,” ujar seorang wajib pajak yang sudah mencoba layanan baru ini.
Dinas Penanaman Modal dan PTSP punya Surabaya Single Window dan Mal Pelayanan Publik Virtual, yang mempercepat proses izin usaha. Sementara itu, Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan menghadirkan Awasi Boyo—aplikasi pengawasan koperasi yang bikin pelaku usaha kecil tak lagi khawatir soal transparansi.
Tak mau kalah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian meluncurkan Ladang Pangan untuk keluarga miskin, Alarm Boyo untuk nelayan pesisir, dan Kasur Boyo yang membantu keluarga menghemat belanja pangan. Bahkan, Dinas Kominfo ikut nimbrung dengan Peken, marketplace digital untuk UMKM Surabaya.
Kisah dari Kampung-Kampung
Di Asemrowo, ada Dodolan Asemrowo Asik (DOA) yang membantu UMKM lokal naik kelas. Benowo punya Kampung Sepatu Workshop, menghidupkan kembali industri sandal dan sepatu yang nyaris punah. Gayungan menanam vanili, Kenjeran membangun Kampung UMKM Sejahtera, Lakarsantri menghadirkan Pasar Ndeso Nyi Pandan Sari. Setiap kecamatan berlomba-lomba menelurkan inovasi yang bukan hanya kreatif, tapi juga membumi.
“Dulu saya hanya penjahit rumahan. Sekarang, lewat Kelompok Jahit Dadi Juara, pesanan datang dari mana-mana,” cerita Bu Rini, warga Pabean Cantian, matanya berbinar.
Ekonomi Tumbuh, Hidup Makin Mudah
Inovasi-inovasi ini bukan sekadar catatan di atas kertas. Mereka sudah nyata membantu warga. Dari pembayaran pajak yang makin simpel, UMKM yang makin laris, hingga petani dan nelayan yang pendapatannya meningkat. Semua bergerak, semua tumbuh.
Irvan menegaskan, Inovboyo 2025 bukan hanya soal ekonomi. Ada 342 inovasi dari berbagai bidang—teknologi, pendidikan, kesehatan, sosial, hingga lingkungan—yang siap mengubah Surabaya jadi kota inovasi sejati.
“Inovboyo 2025 hadir sebagai katalis revolusi urban yang akan mentransformasikan Surabaya menjadi kota yang living innovation ecosystem, atau sebuah kota yang bernapas dengan inovasi, berdetak dengan kreativitas, dan tumbuh dengan kolaborasi lintas generasi,” pungkas Irvan.
Menuju Surabaya 2050: Kota Inovasi, Kota Bahagia
Jadi, siapkah Surabaya jadi kota yang setiap sudutnya penuh ide cemerlang? Inovboyo 2025 sudah menyalakan obor. Tinggal kita, warga Surabaya, mau ikut menari dalam gelombang inovasi, atau hanya jadi penonton? Satu hal pasti, masa depan Surabaya sedang dirancang hari ini—dengan inovasi, kolaborasi, dan semangat gotong royong.
Editor : admin