Tin Suarni, pengelola UEP Jamur Tiram Sekolah Perempuan, memanen jamur tiram segar dari media tanam di pondok budidaya Kelurahan Baringin, Lubuk Kilangan, Padang. Hasil panen ini siap dipasarkan, menjadi sumber harapan baru bagi ekonomi perempuan setempat.
Kilasbisnis.com, Padang — Di tengah geliat ekonomi yang kerap didominasi kaum pria, sekelompok perempuan dari Sekolah Perempuan dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Forum Nagari Baringin membuktikan bahwa mereka mampu menjadi penggerak perubahan.
Didorong tingginya permintaan jamur tiram di Padang dan sekitarnya, kelompok ini memulai budidaya jamur tiram pada September 2024. Langkah mereka bukan tanpa tantangan, namun bantuan dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui PT Semen Padang menjadi titik awal perjalanan. SIG memberikan dukungan berupa bibit, media tanam, oven, pondok budidaya, serta pendampingan intensif.
“Bak gayung bersambut, ide ini mendapat dukungan dari PT Semen Padang. Fasilitas pendukung dan pendampingan menjadi fondasi awal kesuksesan program ini,” ujar Tin Suarni, pengelola UEP Jamur Tiram Sekolah Perempuan, kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/7).
Berawal dari 1.000 media tanam, kini usaha mereka telah berkembang menjadi 3.000 media tanam. Setiap hari, kelompok ini mampu memanen 3 hingga 5 kilogram jamur tiram, bahkan pernah mencapai panen tertinggi sebanyak 7 kilogram per hari. Jamur-jamur segar tersebut tidak hanya dijual sebagai bahan baku, tapi juga diolah menjadi produk makanan seperti keripik dan rendang jamur tiram, menambah ragam pilihan pangan lokal.
Harga jual jamur tiram yang kini mencapai Rp25 ribu per kilogram menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan. “Usaha ini sangat membantu ekonomi rumah tangga kami. Semoga Baringin bisa menjadi pusat budidaya jamur tiram di Padang,” harap Tin Suarni.
Tidak hanya sekadar memberikan bantuan, SIG juga menanamkan semangat kemandirian dan pemberdayaan perempuan. Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menegaskan bahwa program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan PT Semen Padang secara khusus mendukung perempuan agar mampu meningkatkan ekonomi keluarga.
“Salah satu fokus SIG dalam keberlanjutan adalah menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif dan tepat sasaran, sehingga memberikan dampak positif yang optimal dan berkelanjutan. Perkembangan budidaya jamur tiram ini menjadi kontribusi nyata SIG Group dalam memberikan solusi ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat,” kata Vita.
Kisah sukses perempuan Baringin adalah gambaran nyata bahwa pemberdayaan ekonomi tidak boleh hanya menjadi slogan. Di balik panen jamur tiram yang terus meningkat, terselip kritik terhadap sistem ekonomi yang kerap menempatkan perempuan di pinggiran. Sudah saatnya ruang-ruang ekonomi lebih terbuka dan setara, memberikan peluang bagi perempuan untuk menjadi pelaku utama pembangunan.
Budidaya jamur tiram di Baringin bukan sekadar soal hasil panen. Ia adalah simbol keberanian, solidaritas, dan perubahan sosial yang dimulai dari tangan-tangan perempuan. Di setiap panen, harapan tumbuh: bahwa keadilan dan kesejahteraan dapat diraih bersama, di tengah tantangan zaman yang terus berubah. (*)
Editor : admin