kilasbisnis.com, SURABAYA: Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Jawa Timur terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jatim. Salah satunya dengan melakukan penandatanganan MoU bersama organisasi masyarakat. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur, Giri Tribroto mengatakan, indeks literasi dan inklusi keuangan di Provinsi Jawa Timur tercatat sebesar 55,32 persen dan 92,99 persen. ”Terdapat peningkatan indeks literasi dan keuangan Provinsi Jawa Timur dibandingkan survei tahun 2019 masing- masing sebesar 6,37 persen dan 5,03 persen,” saat Halal Bihalal FKIJK di kantor OJK Jawa Timur, Kamis (11/5/2023). Meskipun Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan di Provinsi Jawa Timur berada diatas Indeks Nasional, namun demikian masih terdapat selisih atau gap yang cukup tinggi antara indeks literasi dan inklusi keuangan yakni sebesar 37,67 persen. ”Dalam mengejar selisih gap yang cukup besar tersebut, OJK tidak bisa bekerja sendiri, tentunya bukuh dukungan dan sinergi dari berbagai pihak. Seperti Pemerintah Daerah, BI dan Lembaga Jasa keuangan serta melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),” ujarnya.
Ketua Umum FKIJK Jawa Timur, Busrul Iman mengungkapkan, seluruh jasa keuangan juga perlu kolaborasi dan sinergitas. Salah satunya dengan Muslimat NU Jawa Timur. “Adapun yang kami kerjasamakan, tentunya banyak hal yang menyangkut bidang literasi dan inklusi keuangan. Makanya disini ada OJK, Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kita akan sama-sama untuk membangun literasi inklusi keuangan ini dan menumbuhkan sektor ekonomi Jawa Timur lebih baik lagi untuk masyarakat Jawa Timur,” terangnya. Busrul Iman berharap dengan dilakukannya penandatanganan Nota Kesepahaman ini FKIJK Jatim dan Muslimat NU Jawa Timur dapat bersinergi dan menjalin kerjasama serta berkomitmen untuk peran aktif dalam mendukung kegiatan-kegiatan serta turut berpartisipasi aktif dalam program pemerintah dan Lembaga keuangan. kb2
Editor : Ardhia Putri