Foto: Dokumen Bank Indonesia Kilasbisnis.com, JAKARTA : Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga dasar pada level 5,75% . Keputusan ini diambil untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan konsisten dengan kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,5-5,3%. Keputusan ini diambil dari hasil Evaluasi dan proyeksi ekonomi dalam negeri dan luar negeri serta mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi global yang meningkat dengan kecenderungan risko pertumbuhan yang melambat dan kebijakan suku bunga moneter di negara maju yang lebih tinggi. Menghadapi kondisi ketidakpastian perekonomian global yang meningkat, kebijakan moneter Indonesia diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada dalam level yang baik, didukung oleh permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor. Namun, Indonesia harus mewaspadai risiko rambatan terhadap ketahanan eksternal. Untuk mengakomodasi lingkungan perekonomian global yang fluktuatif, BI juga menargetkan untuk mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna perluasan ekonomi dan keuangan digital serta penguatan stabilitas sistem dan layanan pembayaran. Semua ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, kebijakan suku bunga tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan ekonom dan pelaku bisnis. Meskipun BI mempertahankan BI7DRR, sejumlah pihak tetap menyoroti kebijakan suku bunga termasuk di negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang kemungkinan besar masih menaikkan suku bunganya. Hal ini dinilai memiliki potensi dampak pada Indonesia, termasuk terhadap nilai rupiah. Mereka pun meminta adanya pemaknaan jangka panjang dan berkelanjutan terkait kebijakan suku bunga oleh BI, guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan stabilitas nilai rupiah pada masa yang akan datang. Bauran kebijakan moneter yang seimbang juga turut menjadi fokus dalam menghadapi tren perekonomian global yang fluktuatif. (red)
Editor : Ardhia Putri