Kilasbisnis.com, Surabaya —Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) memperkirakan perekonomian Jawa Timur Triwulan III 2023 akan tumbuh lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2023 sejalan dengan potensi menurunnya kinerja konsumsi dan investasi. Dampak dari perlambatan ini kemungkinan akan terasa pada sektor Lapangan Usaha (LU) Perdagangan, Konstruksi, dan Akomodasi Makan Minum. Beberapa indikator seperti keyakinan konsumen, kondisi investasi, penjualan eceran, serta impor bahan konstruksi dan barang modal juga menunjukkan penurunan. Pada triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih tercatat tinggi, namun Bank Indonesia memperkirakan bahwa Triwulan III 2023 akan mengalami penurunan pertumbuhan yang sejalan dengan kondisi konsumsi dan investasi yang menurun.
“Sebelumnya, ekonomi Jatim Triwulan II - 2023 tumbuh sebesar 5,24 persen (year on year / yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan I - 2023 sebesar 4,96 persen (yoy), ditopang oleh perbaikan kinerja investasi dan konsumsi pemerintah. Namun, kami memperkirakan perekonomian Jatim Triwulan III 2023 akan tumbuh lebih rendah dibandingkan Triwulan II 2023 sejalan dengan potensi menurunnya kinerja konsumsi dan investasi. Hal ini akan mempengaruhi perlambatan kinerja Lapangan Usaha (LU) Perdagangan, Kontruksi, dan Akomodasi Makan dan Minum”, ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Doddy Zulverdi pada acara Bincang Bareng Media (5/9/2023) di Surabaya.
Sumber gambar : Ardhia Tap
Lebih lanjut, Doddy menjelaskan bahwa perlambatan konsumsi pada Triwulan III – 2023 terutama disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan Idul Adha 2023, berakhirnya libur sekolah dan perkuliahan, pencairan bantuan sosial (Bansos), Tunjangan Hari Raya (THR), dan gaji ke-13 pada Triwulan II 2023, serta berakhirnya beberapa insentif pemerintah seperti pajak properti dan mobil LCGC.
Hasil dari Survey Konsumen Bank Indonesia menunjukkan perlambatan konsumsi di Jawa Timur pada Triwulan III-2023, seperti yang tercermin dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada awal Triwulan III 2023 (Juli 2023) dibandingkan dengan Juni 2023. Selain itu, Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) yang mengukur tingkat penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, serta tingkat konsumsi durable goods juga mengalami penurunan. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan (6 bulan mendatang hingga Januari 2024) juga melambat.
Doddy juga mengungkapkan bahwa investasi di Jawa Timur pada Triwulan III-2023 diperkirakan akan mengalami perlambatan, terutama karena sebagian besar proyek konstruksi besar telah dilaksanakan pada Triwulan II 2023. Selain itu, beberapa proyek mengalami penundaan, seperti Tol Legundi – Bunder – Manyar Seksi 4, dan terjadi perlambatan pembiayaan/kredit di sektor Lapangan Usaha (LU) Konstruksi.
"Selain itu, penjualan eceran pada komponen Peralatan & Komunikasi, Perlengkapan rumah tangga, dan Budaya & Rekreasi juga melambat pada awal Triwulan III 2023, yang mengindikasikan perlambatan kinerja sektor Perdagangan. Terjadi juga perlambatan dalam impor bahan konstruksi dan barang modal pada awal Triwulan III 2023, yang menunjukkan penurunan kinerja investasi dan sektor konstruksi," ungkap Doddy.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia Jawa Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2023 tetap positif dan berada dalam kisaran 4,6-5,4 persen (yoy), meskipun termoderasi dibandingkan dengan tahun 2022, terutama akibat perlambatan ekonomi global. Namun, kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2024 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, dan berada dalam kisaran 4,9-5,7 persen (yoy). (Nik)
Editor : Ardhia Putri