Kilasbisnis.com, Surabaya — PLN Nusantara Power (PLN NP) turut berperan dalam mensukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN yang sedang berlangsung di Jakarta. Dua Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), yaitu Unit Pembangkit (UP) Muara Karang dan UP Muara Tawar, dipercaya sebagai penyalur utama pasokan listrik selama acara berlangsung. Dengan total kapasitas 4.395 MW, kedua pembangkit ini menjadi andalan dalam memastikan pasokan listrik yang cukup untuk mendukung kelancaran KTT ASEAN. Selain itu, PLN NP juga turut mengerahkan 562 petugas yang siap mendukung acara tersebut. Dengan adanya kontribusi ini, PLN NP berkomitmen untuk menyediakan energi listrik yang handal dan berkelanjutan guna mendukung keberhasilan KTT ASEAN.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9/2023) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Dalam sambutannya, Jokowi menyinggung soal persatuan antar negara anggota ASEAN. Ia menekankan bahwa hingga saat ini kesatuan negara anggota ASEAN masih terjaga dengan baik.
"Pada momentum yang baik ini sebagai anggota keluarga dan sebagai ketua ASEAN, saya ingin menegaskan bahwa kesatuan ASEAN saat ini masih terpelihara dengan baik," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PLN, Darmawan Prasodjo, juga menegaskan bahwa PLN menggunakan energi bersih untuk pasokan listrik KTT ASEAN ke-43 di Jakarta.
"Kami juga akan menggunakan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Listrik yang digunakan ini adalah listrik yang jauh lebih bersih sehingga dampak terhadap polusi bisa diminimalisir," kata Darmawan.
Darmawan menyatakan bahwa pasokan tenaga listrik dari PLN telah siap untuk memenuhi kebutuhan KTT ASEAN ke-43. Sebagai bentuk dukungan terhadap KTT tersebut, PLN telah menyiapkan sistem tenaga listrik untuk memasok listrik Jakarta selama pelaksanaan KTT.
Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah. Menurutnya, sebagai subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, PLN NP mengemban penuh amanah dalam menghadirkan energi listrik bagi Indonesia. Terlebih, PLTGU Muara Karang juga menopang kebutuhan listrik di area VVIP terutama Gedung DPR, MPR, Kementerian, serta Istana Presiden.
"Listrik yang digunakan untuk KTT ke-43 ASEAN berasal dari PLTGU Muara Karang dan PLTGU Muara Tawar yang merupakan pembangkit listrik berbahan gas. Kami juga memastikan jaminan pasokan gas dari kedua pembangkit tersebut 100 persen aman selama KTT ASEAN berlangsung," terang Ruly Firmansyah.
UP Muara Karang memiliki total kapasitas terpasang saat ini sebesar 2.177 MW. Dari jumlah kapasitas itu, 400 MW berasal dari PLTU Gas dan 1.777 MW berasal dari PLTGU. Sementara itu, kapasitas total UP Muara Tawar sebesar 2.218 MW, dimana 858 MW bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan 1.360 MW berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
Setelah pembukaan, Direktur Utama PLN berkesempatan memamerkan kemajuan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata kepada Presiden Joko Widodo bersama dengan sejumlah pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) lainnya. Darmawan memastikan bahwa PLTS Terapung Cirata berkapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 MWp akan segera beroperasi komersial dalam waktu dekat.
PLTS terapung Cirata merupakan PLTS Terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara yang ditopang pembiayaan sindikasi tiga bank internasional, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standar Chatered dengan nilai sekitar 143 juta dollar AS.
Pembangkit ini berada di atas area seluas 200 hektare di Waduk Cirata, Jawa Barat. Rencananya pasokan listrik akan dialirkan untuk 50.000 rumah tangga serta menyerap tenaga kerja lokal hingga 1400 orang. PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi atau PMSE yang merupakan usaha patungan bentukan konsorsium anak perusahaan PLN Nusantara Power, PT PJB Investasi (PJBI) atau yang kini bernama PLN Nusantara Renewables yang memiliki porsi saham 51 persen dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar porsi saham 49 persen. (Nik)
Editor : Ardhia Putri