KILASBISNIS.COM, JAKARTA: Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi sepanjang tahun 2022 mencapai 5,51% (year-on-year/yoy). Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2014.
"Inflasi tahunan yg tadi saya sampaikan 5,51% itu anti dibantu tim ya, tertinggi sejak 2014 saat itu 8,3%," papar Kepala BPS Margo Yuwono, dalam konferensi pers, Senin (2/1/2022).
Margo menuturkan bahwa inflasi akhir 2022 ini dipicu oleh tarif transportasi 15,26�ngan andil 1,84%. Kedua, inflasi terjadi pada makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,83�n andilnya 1,51%.
Dia menambahkan, jika dilihat secara umum, semua pihak bisa belajar bahwa penyebab utamanya kenaikan inflasi adalah harga energi.
"Karena kalau energi terus mengalami tekanan dampaknya luas," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menerapkan kenaikan harga BBM pada September lalu untuk jenis bahan bakar Solar dan Pertalite.
Kedua, kata Margo, inflasi secara umum karena volatile harga bergejolak disebabkan pola musiman terutama produk hultikultura. Faktor ini umumnya berasal dari cuaca dan musiman.
Sementara itu BPS juga mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66 persen secara bulanan (month to month). Margo mengatakan terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,85 pada November 2022 menjadi 113,59 pada Desember 2022.
Rinciannya, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,66 persen).
Kemudian, disusul oleh sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,12 persen, atau terjadi inflasi sebesar 0,63 persen. Selain itu, juga diikuti oleh sektor transportasi yang menyumbangkan terhadap inflasi 0,06 persen atau terjadi inflasi sebesar 0,45 persen.
Adapun pada Desember 2022 di 90 kota terjadi inflasi IHK, dan inflasi IHK tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 2,04 persen, sedangkan inflasi terendah di kota Sorong sebesar 0,01 persen.
Lanjutnya, untuk lebih detail penyumbang inflasi Desember 2022 sebesar 0,66 persen, secara bulanan tertinggi berasal dari enam komoditas utama, diantaranya beras, tarif air minum PAM, hingga telur ayam ras.
Rinciannya, yaitu tarif air minum PAM yaitu sebesar 0,07 persen, beras 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, diikuti kontak rumah 0,05 persen, daging ayam ras 0,04 persen, dan tomat 0,04 persen.
Editor : Ardhia Putri