Kilasbisnis.com, Surabaya – Ketua Umum Ikatan penerbit Indonesia (IKAPI), membatalkan keikutsertaan dalam Frankfurt Book Fair (FBF) tahun ini yang dilaksanakan 18-22 Oktober 2023. Ikapi yang semula diundang pada pembukaan FBF juga tidak akan hadir. Sejumlah acara di antaranya talkshow tentang perbukuan Indonesia yang direncanakan diselenggarakan juga ditiadakan.
Pernyataan Ikapi tersebut dikeluarkan menyusul kisruh pernyataan dari Frankfurter Buchmessse (Frankfurt Book Fair) melalui direkturnya, Juergen Boos, yang secara resmi membela Israel.
Seperti yang dikutip dari instagram dan web resmi Ikatan Penerbit Indonesia, Ikapi menegaskan pentingnya keyakinan penulis, penerbit, dan penyelenggara pameran buku akan peran buku sebagai ruang bagi suara-suara yang berbeda dan sebagai sarana untuk menyuarakan perdamaian serta menghapus penindasan di dunia. Selain itu, pameran buku diharapkan menjadi wadah dialog yang adil untuk membangun saling pengertian.
Namun, keputusan Frankfurt Book Fair yang memihak dan memberikan panggung hanya kepada Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya membangun saling pengertian tersebut. Tindakan ini dianggap seolah-olah melupakan derita rakyat Palestina, mirip dengan membaca hanya satu buku untuk merasa mengerti seluruh dunia. Lebih lanjut, memperluas panggung Israel di Frankfurt Book Fair sambil membatalkan penghargaan bagi penulis Palestina dianggap mencerminkan perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina.
Dalam web resminya Ikapi menjelaskan bangsa Indonesia yang selalu berdiri di sisi rakyat Palestina dalam perjuangan kemerdekaan mereka. Ikapi meyakini bahwa konflik berkepanjangan tidak akan berakhir sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri. Palestina adalah sebuah negeri terjajah, di mana rakyatnya terusir dari tanah airnya sendiri dan kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia, termasuk akses terhadap air, pangan, dan energi.
Rakyat Palestina telah menjadi pendukung utama kedaulatan Republik Indonesia sejak awal, dan memiliki peran penting dalam diplomasi di Timur Tengah untuk pengakuan kemerdekaan Indonesia setelah Proklamasi. Sebaliknya, Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah Negara Palestina dideklarasikan di Aljazair pada 15 November 1988.
“Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dengan tegas berdiri di sisi Palestina dalam memperjuangkan kedaulatan mereka. Dalam konteks ini, Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini, serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina. Ikapi juga mengutuk pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibli, seorang penulis Palestina yang menggambarkan kekejaman Israel melalui novelnya berjudul "Minor Detail",” terang Arys Hilman Nugraha, Ketua Umum Ikapi.
Pameran Buku Frankfurt atau Frankfurt Book Fair adalah pameran perdagangan buku internasional terbesar di dunia berdasarkan jumlah peserta pameran dan jumlah pengunjung. Pameran ini dianggap sebagai pameran buku terpenting di dunia. Ikapi sebelumnya dijadwalkan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk mempromosikan budaya nasional Indonesia ke dalam khasanah budaya dunia melalui buku, sesuai dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. Namun, sebagai organisasi, Ikapi telah membatalkan keikutsertaannya dalam Frankfurt Book Fair 2023, termasuk tidak hadir pada acara pembukaan dan membatalkan sejumlah acara yang telah direncanakan. (Nik)
Editor : Ardhia Putri