Pengambilan kotoran ternak sebelum diolah menjadi bioslurry sebagai bahan pembuatan pupuk organik dengan campuran FABA untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Pembuatan pupuk ini menjadi bagian dalam program pertanian terpadu SIPANDU DESI yang dilakukan oleh PLN Nusantara Power UP Tanjung Awar-awar.
Kilasbisnis.com, Surabaya - PLN Nusantara Power (PLN NP) meluncurkan program inovatif SIPANDU DESI (Sistem Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi) di Desa Kaliuntu dan Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Program ini mengintegrasikan teknologi hijau dengan kearifan lokal untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mengurangi emisi karbon melalui pemanfaatan energi terbarukan.
SIPANDU DESI berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui agrikultur terpadu. Dengan dukungan infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pemanfaatan limbah pertanian jagung sebagai biomassa untuk pembangkit listrik, program ini berhasil mengatasi tantangan di sektor pertanian dan peternakan. Hasilnya, terjadi peningkatan produktivitas, penghematan biaya operasional, dan penurunan emisi karbon.
Program yang dijalankan oleh PLN NP Unit Pembangkitan Tanjung Awar-awar ini juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Petani dan peternak di sekitar wilayah Jenu kini dapat mengakses teknologi dan pengetahuan baru untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Transformasi limbah menjadi produk bernilai tinggi seperti biomassa dan pupuk organik membuka peluang ekonomi baru.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menyatakan bahwa SIPANDU DESI adalah perwujudan komitmen perusahaan dalam mengintegrasikan inovasi energi terbarukan ke dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
“SIPANDU DESI adalah wujud nyata dari upaya kami untuk menyinergikan teknologi hijau dan potensi lokal dalam mendukung ketahanan pangan dan energi masyarakat pedesaan. Semoga program ini dapat menginspirasi dan direplikasi di daerah lain sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat sekaligus mendukung transformasi energi nasional,” ujar Ruly.
Hingga saat ini, program SIPANDU DESI telah memberikan manfaat langsung bagi 122 penerima manfaat, termasuk petani, peternak, kelompok lansia, dan warga prasejahtera di kawasan tersebut.
Melalui pendekatan agrikultur terpadu yang ramah lingkungan dan efisien, program ini berhasil mengurangi potensi emisi CO₂ sebesar 11,5 ton per bulan. Pengurangan emisi ini dicapai dengan memanfaatkan limbah pertanian jagung yang sebelumnya dibakar oleh petani. Bongkol jagung digunakan sebagai biomassa untuk co-firing di PLTU Tanjung Awar-awar, sementara batang dan daun jagung dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Program SIPANDU DESI juga memberikan penghematan bagi petani dan peternak. Penggunaan panel surya untuk pengairan mampu menghemat pengeluaran solar hingga 140 liter per musim tanam. Selain itu, pemanfaatan limbah jagung sebagai pakan silase menghadirkan penghematan biaya pakan ternak, terutama saat musim kemarau.
Keberhasilan program SIPANDU DESI telah diakui di tingkat nasional. Dalam Community Involvement Development (CID) Award 2024, program ini meraih penghargaan sebagai yang terbaik dalam kategori Desa Berdaya. (Nik)
Editor : Ardhia Putri