Kilasbisnis.com, Surabaya- Di tengah ribuan wisudawan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Wisuda ke-116, (27/9/2035) di Graha Unesa Surabaya, sosok Masjudi menjadi perhatian khusus.
Bukan karena toga yang dikenakannya berbeda, melainkan karena semangatnya yang luar biasa.
Baca juga: Unesa dan Bakesbangpol Jatim Gelar Pagelaran Wayang untuk Tanamkan Nilai Kebangsaan
Di usianya yang menginjak 59 tahun, Masjudi resmi menyandang gelar sarjana, membuktikan bahwa belajar tak pernah mengenal batas usia.
Masjudi adalah guru SD di Kecamatan Malo, Jember. Sehari-hari ia mengajar di SDN Kacangan 1, namun di sela kesibukannya, ia tetap menempuh kuliah S1 melalui program beasiswa kerja sama Pemerintah Kabupaten.
“Saya ingin terus belajar, meski usia saya sudah tidak muda lagi. Ilmu ini menjadi bekal penting, sekaligus motivasi bagi anak-anak agar mereka juga berani bercita-cita tinggi,” ungkapnya.
Perjalanan kuliah Masjudi tidak mudah. Ia harus membagi waktu antara mengajar di sekolah dan mengikuti perkuliahan setiap Jumat hingga Minggu.
Baca juga: Unesa Kukuhkan Tiga Pusat Unggulan, Menyalakan Bara Kebangsaan
Namun, semangatnya tidak pernah surut. Justru, ia merasa bangga bisa duduk di bangku kuliah bersama mahasiswa yang jauh lebih muda.
“Saya senang, karena bisa menambah ilmu dan pengalaman. Ini juga cara saya memberi contoh bahwa pendidikan itu penting sepanjang hayat,” tambahnya.
Kehadiran Masjudi di Wisuda UNESA 116 menjadi simbol DNA keunggulan kampus yang menjunjung integritas, kerja keras, dan semangat belajar tanpa henti.
Rektor dan pimpinan UNESA menegaskan bahwa lulusan bukan sekadar angka statistik, melainkan agen perubahan yang akan menentukan arah bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Wisuda kali ini bukan hanya tentang ribuan lulusan yang siap mengabdi, tetapi juga tentang kisah inspiratif seorang guru desa berusia 59 tahun yang membuktikan bahwa semangat belajar tidak pernah padam.
Dari ruang kelas di pelosok Jember hingga panggung wisuda di UNESA, Masjudi menjadi bukti nyata bahwa pendidikan adalah perjalanan seumur hidup.
Editor : Redaksi