United Tractors dan Malang Autism Center Dirikan Klinik Fisioterapi Patria untuk Anak Disabilitas di Malang

Reporter : Redaksi
PT United Tractors Pandu Engineering bersama Malang Autism Center meresmikan Klinik Fisioterapi Patria — ruang harapan baru bagi anak-anak disabilitas di Malang.

Kilasbisnis.com, Surabaya — Dari pabrik baja ke ruang terapi. Dari mesin-mesin industri ke tangan-tangan kecil yang belajar menggenggam sendok.  

Itulah arah baru PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE). Bersama Malang Autism Center (MAC), perusahaan itu meresmikan Klinik Fisioterapi Patria di Sengkaling, Kabupaten Malang, Kamis (30/10).  

Baca juga: Pemkot Malang Dukung Anak Autis, Siap Kolaborasi dengan Malang Autism Center

Klinik ini tidak besar. Hanya berdiri di atas lahan 296 meter persegi. Tapi maknanya jauh lebih luas dari ukuran tanahnya.  

Di sinilah, anak-anak dengan disabilitas datang untuk belajar berjalan, menegakkan punggung, atau sekadar tersenyum tanpa rasa takut.  

Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Budiar Anwar, hadir pagi itu. Ia tidak sekadar memberi sambutan. Ia bicara dengan nada yang pelan tapi dalam.  

“Penyandang disabilitas bukanlah mereka yang kurang kemampuan,” katanya. “Mereka punya potensi besar. Hanya saja, aksesnya sering tertutup.”  

Kata “akses” itu seperti benang merah. Ia yang sering hilang dari peta pembangunan.  

Budiar lalu menegaskan, pembangunan tidak boleh hanya soal jalan dan jembatan. Tapi juga tentang hati. Tentang memberi ruang bagi mereka yang selama ini tidak terlihat.  

“Klinik ini simbol keadilan sosial,” ujarnya. “Langkah kecil menuju Malang yang lebih inklusif.” 

Presiden Direktur PT UTPE, Etot Listyon, berdiri di sisi lain ruangan. Ia bukan sedang bicara soal laba atau target produksi. Ia bicara tentang CSR — tapi dengan nada yang lebih manusiawi.  

“Kami ingin membantu mereka yang butuh perhatian lebih,” katanya.  

UTPE menyumbang peralatan fisioterapi lengkap: alat bantu motorik, kursi roda, treadmill, hingga sarana pendukung lainnya. Semua untuk satu tujuan — agar anak-anak disabilitas bisa berlatih tanpa batas.  

“Ini bagian dari semangat Diversity, Equity, and Inclusivity,” tambahnya.  

Dari pihak Malang Autism Center, Mohammad Cahyadi tampak tersenyum. Ia tahu betul betapa sulitnya mencari tempat terapi yang layak di Malang.  

“Dengan dukungan ini, kami bisa menghadirkan layanan terapi yang berkualitas dan terjangkau,” katanya.  

Klinik Patria punya 13 ruang layanan. Lima tenaga kesehatan bekerja di sana: satu fisioterapis bersertifikat dan empat tenaga muda lulusan baru.  

Setiap hari, maksimal 24 anak bisa dilayani. Mereka datang bergantian, mendaftar lewat laman malangautismcenter.com agar tidak perlu antre panjang.  

Biayanya? Rp35 ribu per sesi bagi keluarga kurang mampu. Rp80 ribu bagi yang mampu. Bandingkan dengan tarif klinik swasta yang bisa dua kali lipat.  

“Kami ingin memastikan anak-anak dari keluarga prasejahtera tetap bisa terapi tanpa terbebani biaya,” ujar Cahyadi. “Klinik ini bukan hanya tempat fisioterapi, tapi juga pusat pembelajaran dan pemberdayaan.”  

Klinik Patria lahir dari kesadaran sederhana: bahwa tidak semua anak beruntung lahir dengan tubuh yang sempurna, tapi semua anak berhak tumbuh dengan kesempatan yang sama.  

Di ruang-ruang kecil itu, suara mesin terapi berpadu dengan tawa anak-anak. Sebuah harmoni baru — antara industri dan kemanusiaan.  

Dan mungkin, di situlah makna sejati dari pembangunan: ketika baja dan hati bisa bekerja bersama.

Editor : Redaksi

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru