Inflasi Februari 2024 Mencapai 2,75 Persen (YoY), Dipicu Lonjakan Harga Beras

kilasbisnis.com

Kilasbisnis.com, Jakarta  - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (1/3/2024) di Jakarta mengumumkan angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2024 sebesar 2,75 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY). Sementara secara bulanan atau Month to Month (MtM), BPS mencatat inflasi sebesar 0,37 persen dan tingkat inflasi Year to Date (YtD) sebesar 0,41 persen. Inflasi YoY di Februari 2024 ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Januari 2024 sebesar 2,57 persen (YoY), namun masih berada dalam kisaran target pemerintah 1,5% - 3,5%. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. di Jakarta pada rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Inflasi Oktober 2023 Mencapai 2,56 Persen (YoY), Penyumbang Terbesar Didorong Inflasi Beras

Tingkat inflasi Month to Month (MtM) Februari 2024 sebesar 0,37 persen; tingkat inflasi Year to Date (YtD) Februari 2024 sebesar 0,41 persen. "Secara Year on Year (YoY) tingkat inflasi IHK Februari 2024 sebesar 2,75 persen dan secara bulanan sebesar 0,37 persen. Inflasi Februari 2024 ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ungkap Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam rilis BRS (Berita Resmi Statistik) di Jakarta Jumat (1/3/2024), yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BPS.

Baca juga: Ekspor dan Impor Indonesia Juli 2023 Kompak Mengalami Penurunan Secara Year on Year (yoy)

BPS mengemukakan inflasi pada Februari ini (YoY) disebabkan oleh kelompok bahan makanan, terutama beras, diikuti oleh cabai merah, daging ayam, tomat, dan bawang putih, serta gula pasir. Di luar makanan dan minuman, BPS mencatat emas perhiasan, angkutan udara, dan kontrak rumah turut memberikan andil signifikan. Lebih lanjut, Habibullah mengungkapkan harga bergejolak (volatile food) memberikan andil cukup besar yakni mencapai 1,34% secara tahunan (YoY). Kelompok ini mengalami inflasi hingga 8,74% (YoY), terutama dipicu oleh kenaikan harga beras, menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Adapun pada Februari 2024, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 14.525,00 per kg, naik sebesar 6,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya. "Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 14.162,00 per kg atau naik sebesar 7,39 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 13.664,00 per kg atau naik sebesar 4,65 persen," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur Zulkipli pada rilis Jumat (1/3/2024) mengumumkan inflasi di Provinsi Jawa Timur pada Februari 2024 sebesar 2,81 persen secara Year on Year (YoY). Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 4,62 persen dan terendah terjadi di Jember sebesar 2,22 persen. Beras memberikan andil inflasi (YoY) tertinggi sebesar 0,87 persen. Pada Februari 2024, rata-rata harga beras mencapai 14.920 rupiah/kg. "Perkembangan harga beras dalam beberapa bulan terakhir cenderung terus mengalami kenaikan setiap bulannya. Inflasi komoditas beras terjadi di seluruh kabupaten/kota, baik secara MtM maupun YoY. Secara MtM, inflasi beras tertinggi terjadi di Kabupaten Gresik sebesar 9,98 persen sedangkan secara YoY tertinggi di Sumenep sebesar 30,36 persen," ujar Zulkipli.

Baca juga: BPS Rilis PDB Kuartal II-2023: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,17%

Sedangkan Tingkat inflasi Month to Month (MtM) dan tingkat inflasi Year to Date (YtD) Provinsi Jawa Timur bulan Februari 2024 masing-masing sebesar 0,49 persen dan 0,39 persen. (adm)

Editor : Redaksi

Ekonomi
Berita Populer
Berita Terbaru