Kilasbisnis.com, Bekasi - Pemerataan akses layanan kesehatan di Indonesia mendapat dorongan baru. Dräger Indonesia, perusahaan pelopor teknologi medis asal Jerman, resmi meluncurkan Savina 300 ID, ventilator pertama buatan Indonesia. Peluncuran berlangsung di fasilitas PT PHC Indonesia, Bekasi, Rabu (19/6), dan dihadiri sejumlah pejabat penting, mulai dari Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza hingga perwakilan Menteri Kesehatan, serta jajaran direksi Dräger dan mitra strategis.
Savina 300 ID merupakan ventilator berbasis turbin berteknologi Jerman yang dirakit di Indonesia. Perangkat ini mampu memberikan terapi invasif dan non-invasif, serta dapat digunakan di berbagai ruang perawatan seperti ICU, HCU, dan PICU. Dengan fitur baterai internal-eksternal, indikator CO2, serta antarmuka berbahasa Indonesia, Savina 300 ID dirancang agar mudah dioperasikan oleh tenaga kesehatan lokal, bahkan di rumah sakit yang belum memiliki instalasi sentral gas udara tekan.
Peluncuran Savina 300 ID diresmikan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, didampingi Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalucia, Managing Director Dräger Indonesia Ratna Kurniawati, COO Dräger APAC Thomas Jakob, Chairman Gobel Group Rachmat Gobel, hingga Presiden Direktur PT PHC Indonesia Yuji Okada. Kolaborasi antara Dräger Indonesia dan PT PHC Indonesia menjadi kunci dalam produksi alat kesehatan ini.
Menurut data Kementerian Kesehatan, penyerapan alat kesehatan dalam negeri (AKD) melonjak dari 12 persen pada 2019 menjadi 48 persen di 2024. Namun, kebutuhan ventilator masih didominasi produk impor, dengan nilai impor mencapai 68,4 juta dolar AS tahun lalu—dua kali lipat dari tahun sebelumnya. “Industri alat kesehatan memegang peran vital, baik untuk ketahanan sistem kesehatan nasional maupun pertumbuhan industri,” ujar Faisol Riza. Ia menegaskan, investasi Dräger Indonesia sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk substitusi impor dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
Savina 300 ID akan didistribusikan ke rumah sakit tipe A, B, dan C di seluruh Indonesia. Kehadiran ventilator lokal ini diharapkan mempercepat pemerataan akses teknologi medis, sekaligus membuka lapangan kerja, memperkuat transfer teknologi, dan meningkatkan kapasitas SDM industri kesehatan. “Kami bangga bisa berkontribusi pada transformasi sistem kesehatan nasional, baik dari sisi produksi alat maupun peningkatan kompetensi tenaga medis,” kata Ratna Kurniawati, Managing Director Dräger Indonesia.

Tak hanya memproduksi alat, Dräger Indonesia juga menggandeng Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif (KATI) untuk menggelar pelatihan bagi dokter anestesi dan tenaga medis ICU. Upaya ini sejalan dengan transformasi SDM kesehatan yang menjadi salah satu pilar reformasi sektor kesehatan nasional.
Menurut Chairman Gobel Group, Rachmat Gobel, inisiatif ini memastikan manfaat kemandirian industri kesehatan benar-benar dirasakan masyarakat. “Ventilator Savina 300 ID bukan hanya memenuhi standar teknologi, tapi juga membuka akses layanan kesehatan yang lebih merata,” ujarnya.
Dengan filosofi “Teknologi untuk Kehidupan”, Dräger Indonesia berharap Savina 300 ID menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian alat kesehatan, sekaligus memperkuat ketahanan nasional di tengah dinamika global. (*)
Editor : Redaksi