Kilasbisnis.com, Surabaya — Tingkat inflasi tahunan di Indonesia mengalami penurunan dan mencapai level terendah dalam 16 bulan sebesar 3,08% pada bulan Juli 2023 dari sebelumnya 3,52% pada bulan Juni. Angka ini sedikit di bawah konsensus pasar sebesar 3,1%. Meskipun demikian, tingkat inflasi tetap berada dalam target bank sentral yaitu 2-4% selama tiga bulan berturut-turut. Inflasi inti juga turun ke level terendah dalam 16 bulan yaitu 2,43�ri 2,58% pada bulan Juni, di bawah perkiraan sebesar 2,5%. Pada basis bulanan, indeks harga konsumen mengalami kenaikan sebesar 0,21%, angka terbesar dalam tiga bulan, setelah sebelumnya naik 0,14% di bulan sebelumnya. Angka ini sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 0,22%.
Pada hari Selasa (01/08), data yang dirilis menunjukkan PMI Manufaktur Global Indonesia S&P meningkat menjadi 53,3 pada bulan Juli 2023 dari 52,5 pada bulan sebelumnya. Ini menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrikan selama 23 bulan berturut-turut, dengan tingkat pertumbuhan tertinggi yang tercatat sejak bulan September sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pesanan baru yang lebih kuat, terutama penjualan ekspor. Namun, inflasi harga input meningkat karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, yang berdampak pada peningkatan harga jual kembali. Meskipun demikian, sentimen pasar tetap positif. Meski tingkat kepercayaan masih di bawah rata-rata bulan kesembilan, permintaan lebih baik pada bulan Juli. Penulis : Ronald Marco, Praktisi Pasar Modal
Meskipun inflasi terus menunjukkan tren yang menurun, bursa saham ternyata merespons hasil tersebut dengan pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal bulan Agustus 2023 tercatat melemah sebesar 44,6 poin atau 0,647% menjadi 6.886,49. Hal ini disebabkan oleh aksi jual yang dilakukan oleh para pelaku pasar. Meskipun begitu, masih ada beberapa saham yang menunjukkan kenaikan harga, seperti SDPC yang mengalami kenaikan sebesar Rp 167 atau 25,56% setelah rilis Laporan Keuangan (LK) yang positif. Namun, mayoritas saham mengalami penurunan harga, seperti STTP yang turun sebesar Rp1.525 atau menjadi Rp14.600 per lembar dan ADES yang turun sebesar Rp1.100 menjadi Rp11.800 per lembar. Saham-saham seperti RMKO, MAHA, dan PAMG menjadi saham yang aktif diperdagangkan pada hari ini.
Dalam proyeksi ke depan, IHSG diperkirakan akan terus melemah karena minimnya sentimen positif dan kinerja perusahaan yang mayoritas cenderung menurun. Meski demikian, masih ada beberapa saham yang memiliki potensi untuk menguat. Beberapa saham yang diprediksi masih memiliki peluang untuk menguat hari ini antara lain Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), Sat Nusapersada Tbk (PTSN), Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR). Rekomendasi untuk beberapa saham tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)
Rekomendasi buy PNBN : 1280 TP1: 1370 TP2: 1430 SL : 1250
2. Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS)
Rekomendasi buy AGRS : 93-95 TP1: 100-102 TP2 : 107 TP3: 116 SL: 91
3. Sat Nusapersada Tbk (PTSN)
Rekomendasi buy PTSN : 226-230 TP1: 242 TP2: 256 SL: 218
4. Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Rekomendasi buy SMRA : 650 TP1: 680 TP2: 700 SL: 640
5. Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR)
Rekomendasi buy KETR : 185-187 TP1: 195 TP2: 202 SL: 181
Dalam kondisi seperti ini, pelaku pasar tetap perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau broker yang terpercaya.
Disclaimer: Ulasan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. kilasbisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Editor : Redaksi