Kilasbisnis.com, Surabaya – Dalam acara Bank Indonesia Mengajar di Kampus Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat (11/8/2023) Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menekankan pentingnya generasi milenial menjadi entrepreneur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia maju di era digital. Kegiatan BI Mengajar 2023 ini mengusung tema "Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional Menuju Indonesia Maju"
Lebih lanjut, Perry menyatakan bahwa sejalan dengan perkembangan zaman memasuki era digital 4.0, peran generasi milenial sangat vital yang digadang-gadangkan akan menjadi aktor utama yang memegang kendali atas segala aspek kemajuan, baik itu dalam skala lokal maupun skala nasional. Hal ini tidak terlepas dari fenomena bahwa persentase generasi milenial saat ini hampir 70 persen dari total penduduk Indonesia, merupakan generasi yang lebih mampu dalam menerima digitalisasi.
"Kita yang lebih tua ini sedang indekos, karena yang memiliki rumah di Indonesia bukanlah kita yang lebih tua, tetapi generasi milenial. Saat ini, hampir 70 persen penduduk Indonesia adalah generasi milenial, dan dunia saat ini adalah dunia yang digital. Jawa Timur dapat melakukannya, terlebih lagi dengan UNAIR dapat membangun start-up. Maka, jadikan anak-anak kita terampil dalam hal digital, namun etika anti plagiatlah perilaku yang paling penting," ujar Perry.
Saat ini, tren digitalisasi dalam perekonomian terus mengalami peningkatan, seperti 98% pedagang menggunakan pembayaran digital, 90% pedagang QRIS adalah UMKM, serta tren peningkatan penggunaan uang elektronik dan QRIS. Terjadi pergeseran preferensi menuju penggunaan digital yang semakin signifikan.
"Kita juga tidak dapat melawan aplikasi-aplikasi digital yang masuk ke dunia pendidikan. Itulah tantangannya. Jika ingin sukses, hadapilah tantangan tersebut, jangan menghindarinya," ujarnya.
Secara sederhana, Perry memberikan contoh dalam memperluas pemasaran produk-produk pertanian dari Jawa Timur melalui kelompok tani, yaitu konsep One Village One Product. Saat melakukan pengemasan, pencitraan, dan pemasaran, sentuhan digitalisasi menjadi hal yang diperlukan.
"Bagaimana Jawa Timur dapat mengekspor rempah-rempah dalam keadaan sudah diproses, bukan dalam kondisi mentah. Sebagai contoh, jahe setelah diproses harganya dapat naik lima kali lipat. Padahal, hanya dengan proses pengeringan, pengemasan, pencetakan label, dan sudah dapat diekspor ke Dubai dan Roma," kata Perry.
Dalam kesempatan tersebut, Perry sangat senang melihat antusiasme para mahasiswa FEB dari PTN/PTS Surabaya yang hadir dan banyak menyatakan niat dan keinginan untuk menjadi pengusaha.
"Dalam zaman kami yang lebih tua ini, banyak yang bercita-cita menjadi pegawai negeri. Sekarang, pegawai negeri mendekat substansial. Zaman berubah, saat ini generasi milenial banyak yang bercita-cita ingin menjadi pengusaha," ujar Perry.
Dalam acara dialog dengan para mahasiswa yang berkeinginan menjalankan bisnis di bidang pariwisata, Perry membagikan tips tentang cara mengembangkan bisnis mereka melalui "trick of three".
"Pertama, perlunya memiliki paket tur, misalnya wisata religi di Jawa Timur. Kedua, dodolan (penjualan atau pemasaran) yang harus memastikan para turis senang dan memberikan testimonial. Ketiga, lumintu atau strategi yang mengedepankan bukan hanya mencari untung yang besar, tetapi menjaga keberlangsungan bisnis dengan mendapatkan untung yang wajar," papar Perry.
Lebih lanjut, Perry membagikan tiga tips "smart" dalam mencapai cita-cita kepada para mahasiswa peserta BI Mengajar. Pertama, selalu giat dalam belajar dan mencari ilmu agar menjadi "book smart". Kedua, memperkaya pengalaman sesuai dengan bidang yang diinginkan, sehingga menjadi "street smart". Ketiga, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kesuksesan dapat tercapai atas izin dari-Nya, menjadi "spiritual smart".
Selain itu, diharapkan bahwa mahasiswa juga dapat lebih kreatif dan inovatif di era digital saat ini, serta kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian yang ada, dan terus berusaha untuk bangkit. Segala upaya dan kerja keras tersebut diawalinya sebagai ibadah agar dapat meraih kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan, dan berkah. (Nik)
Editor : Ardhia Putri