Foto landscape PLTA Tonsealama yang berlokasi di Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. PLTA ini memiliki kapasitas 14,38 MW. PLTA dan beroperasi sejak 1923 ini telah menjadi sumber energi untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo).
Kilasbisnis.com, Surabaya - PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) Minahasa, berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Minahasa, telah melaksanakan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berbasis drone. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan produksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah tersebut.
Langkah strategis ini diambil sebagai respons terhadap tantangan dalam memastikan keandalan produksi listrik pada PLTA Tonsealama dan PLTA Tanggari, yang saat ini hanya mampu beroperasi pada hampir 70 persen dari kapasitas normal. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau ekstrem dan pertumbuhan eceng gondok di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menekankan pentingnya acara tersebut dalam menjamin ketersediaan volume air waduk di DAS Tondano.
"Kami memiliki tujuan untuk melaksanakan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca dengan metode Drone Rotary (Extended GBG) dan menggunakan Bahan Semai Serbuk Mikropartikel Higroskopis di DAS Tondano, sehingga dapat menambah volume air waduk yang sangat dibutuhkan," ungkap Ruly.
Dengan inovasi ini, diharapkan produksi listrik di Minahasa dapat kembali optimal, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat sekitar. (Nik)
Editor : Ardhia Putri