Sumber Foto : Istimewa
Kilasbisnis.com, Surabaya – PLN Nusantara Power siap mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur dengan menyediakan 60 ribu ton FABA (Fly Ash Bottom Ash) sebagai bahan campuran dalam pembangunan infrastruktur. Kontribusi ini dilakukan melalui Unit Pembangkit (UP) Kaltim Teluk dengan kerjasama berbagai perusahaan lain dan melibatkan masyarakat sekitar.
Baca juga: Bareskrim Polri Ungkap Praktik Tambang Batu Bara Ilegal di IKN, Sita 351 Kontainer
Melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan beberapa perusahaan lain, PLN Nusantara Power menegaskan komitmen dalam pemanfaatan FABA dari PLN NP untuk pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan beberapa tol menuju IKN. PLN NP berkomitmen akan menyediakan 60.000 ton FABA yang siap dipasok guna menunjang IKN.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menjelaskan kontribusi perusahaan dalam mendukung pembangunan IKN ini. Menurutnya, dalam implementasi di lapangan, pemanfaatan FABA ini juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkan usaha kecil menengah (UMKM) pada transportasi dari PLTU menuju lokasi IKN.
"Sebagai upaya dalam percepatan mewujudkan Ibu Kota Negara, PLN Nusantara Power melalui unit pembangkit terdekat ke IKN (Kaltim Teluk) siap berkontribusi dalam menyediakan FABA yang nantinya akan digunakan dalam pekerjaan konstruksi dan infrastruktur", terang Ruly.
Antara lain, FABA akan digunakan untuk pembangunan proyek tol sepanjang 6,7 km yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, dengan total kebutuhan FABA sebanyak 30.000 ton, serta pembangunan pelindung tumbukan kapal (fender) jembatan Bentang Panjang Pulau Balang yang membutuhkan 5.000 ton FABA.
Selain itu, 15.000 ton FABA akan digunakan dalam proyek duplikasi jembatan Pulau Balang Bentang Pendek, dan 10.000 ton untuk proyek jalan tol IKN segmen Karangjoang - KKT Karingau.
Baca juga: PLN Nusantara Power Bukukan Laba Tertinggi, Siap Kawal Transisi Energi Nasional
UP Kaltim Teluk berlokasi di Kota Balikpapan. Dengan kapasitas 2x 110 MW, UP Kaltim Teluk menghasilkan Fly Ash harian sebesar 200 ton/hari dan bottom ash harian sebesar 50 ton/hari serta menargetkan penggunaan FABA untuk IKN mencapai 70�ri total FABA yang dihasilkan.
FABA yang dihasilkan UP Kaltim Teluk sendiri telah dimanfaatkan sebagai bahan untuk penetralisir lahan asam pada area pertanian. Sebanyak 1179 ton FABA telah digunakan sebagai bahan penetralisir untuk lahan seluas 393 hektar melalui kerja sama dengan Kodam VI Mulawarman. FABA UP Kaltim Teluk juga digunakan sebagai media tanam pada tempat pembibitan (nursery) untuk penghijauan area tol Balikpapan-IKN.
FABA adalah material sisa dari proses pembakaran batu bara. Secara fisik, FABA berbentuk seperti debu halus yang mirip dengan abu dari gunung berapi. Perbedaannya terletak pada tingkat kehalusan, tekstur FABA sedikit lebih halus jika dibandingkan dengan abu vulkanik.
Sedangkan perbedaan antara fly ash dan bottom ash terletak pada ukuran dan karakteristiknya. Walaupun keduanya berasal dari hasil proses pembakaran batu bara, bottom ash memiliki ukuran yang lebih besar daripada fly ash yang berukuran lebih halus, sehingga bottom ash disebut sebagai abu yang "terendapkan" dan fly ash disebut sebagai abu terbang.
Pemanfaatan FABA yang paling ekonomis adalah sebagai bahan konstruksi. Ini menjadi salah satu motivasi PLN untuk mendorong pemanfaatannya, bukan hanya untuk kepentingan perusahaan tapi juga untuk masyarakat. Selain sebagai salah satu strategi mencapai target karbon netral pada tahun 2060, pemanfaatan FABA telah menjadi sumber daya ekonomi sirkular yang dapat dioptimalkan untuk kemaslahatan bersama.
Beberapa laboratorium, antara lain Laboratorium Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara Kementerian ESDM bersama Laboratorium Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PPSDAL) Universitas Padjadjaran, telah melakukan uji kimia dan biologi terhadap FABA. Beberapa pengujian juga menunjukkan bahwa abu batu bara (FABA) yang diteliti dapat dikategorikan sebagai limbah, tetapi bukan B3. (Nik)
Editor : Ardhia Putri