MENU Senin, 04 Agu 2025 06:05 WIB
x kilasbisnis.com skyscraper
x kilasbisnis.com skyscraper

Cadev Juni Menyusut Dan Rupiah Terpuruk, IHSG Terkoreksi Mengekor Bursa Global

Penulis: Ronald Marco - Praktisi Pasar Modal

Kilasbisnis.com, Surabaya - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 sebesar US$137,5 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Kondisi ini turut membawa rupiah terdepresiasi ke level 15.161 atau melemah 0.5% terhadap US dollar. Rilis risalah the FED minggu lalu  yang cenderung hawkish membuat US dollar menguat, hal ini tercermin dari kenaikan yield surat utang US (US Treasury notes) bertenor 10 dan 30 tahun merespon kenaikan lanjutan FED rate yang diperkirakan akan kembali dikerek 2 kali dalam tahun ini.

Untuk kondisi pasar saham sendiri selama sepekan bursa global anjlok cukup dalam dampak dari pelemahan ekonomi China dan sentimen suku bunga The Fed,meski IHSG sempat melakukan perlawanan dan bergerak anomali, pada akhirnya pada penutupan pasar jumat (07/07) Composite turun signifikan -0.5% atau -41 point dan tutup di level 6716.46 disumbang penurunan pada sektor energi(-1.06%) dan sektor lainnya yang juga melemah. Hanya 2 sektor yang positif yaitu sektor Industri dasar(+0.49%) dan sektor Cylical konsumer (0.31%). Pemicu turunnya indeks pada perdagangan jumat salah satunya ada penurunan cadev dan juga pelemahan rupiah selain sentimen melemahnya bursa regional dalam sepekan.

Selama belum adanya sentimen positif dari rilis data ekonomi maka diperkirakan IHSG akan kesulitan mengalami penguatan kembali mengingat kondisi market di US, Eropa dan juga Asia cenderung masih melemah. Patut dicermati data inflasi dan data PPI (Producer Price Index) China yang akan rilis senin esok (10/07) yang berpotensi membawa dampak pada pergerakan pasar sepekan ke depan dan juga keseluruhan pergerakan pasar dalam bulan Juli ini. Untuk domestik sendiri senin esok rilis data Indeks Keyakinan Konsumen dapat menjadi sentimen penggerak bursa pada esok hari.

Untuk IHSG sendiri secara tekhnikal signal bearish kembali terlihat dengan pola bearish engulfing dan dengan RSI yang cenderung datar  selama sepekan menunjukkan pergerakan market minggu lalu tidak mengubah peta tekhnikal. Hampir selama 8 minggu terakhir indeks cenderung sideway dengan pergerakan pada rentang 6562-6772, dengan kenaikan 2 pekan terakhir yang lebih bersifat rebound sesaat dan volume bulanan yang terpantau lemah maka diprediksi esok hari market akan kembali turun menguji level 6690 yang merupakan support kedua secara harian (support 1 6710). Benteng pertahanan terakhir IHSG di level 6680 menjadi titik terkuat selama pekan depan dengan resiko penurunan lebih dalam bila level tersebut ditembus.

Berikut saham-saham yang kami prediksi menguat esok hari berdasarkan dukungan Fundamental dan Teknikal serta pengolahan team research Marcomology, perlu diketahui sebagai informasi Marcomology merupakan group komunitas saham yang didirikan untuk membantu para investor

dalam edukasi dan research saham secara mandiri dan berkualitas untuk memperoleh hasil investasi pada instrumen saham yang optimal.

(Untuk konsultasi  Admin Marcomology : 087852581485 Marco atau 08123589928 Erich ) :

1.UCID (Uni-Charm Indonesia Tbk)

Emiten popok bayi dan pembalut wanita dengan kinerja Q1 yang excellent dan kenaikan volume selama sepekan

Rekomendasi Buy UCID: 1190-1200 TP1 :1235 TP2: 1295 SL : 1145

2.STAA (Sumber Tani Agung Resources Tbk)

Rebound harga CPO membawa angin segar bagi emiten berbasis perkebunan dan mengalami medium tekhnikal rebound

Rekomendasi buy on Strength STAA : 895 TP1: 925 TP2 : 950 SL: 865

3.BACA ( Bank Capital Indonesia Tbk)

Isu dan rumor akuisisi Bank yang masih marak dan technical rebound emiten Bank third liner

rekomendasi Buy BACA : 133-134 TP1 : 144 TP2: 152 TP3: 164 SL: 129

4.SWID ( Saraswanti Indoland Tbk)

Pola bullish dengan kenaikan volume pekan lalu mendorong potensi rebound

Rekomendasi buy SWID : 80-81  TP1 : 90 TP2: 98 TP3: 106 SL: 78

5.SPMA ( Suparma Tbk)

Kenaikan volume didukung kenaikan harga diatas resistance kuat

Rekomendasi Buy SPMA:  454-460 TP1 : 475 TP2 : 500 SL 442

Disclaimer: Ulasan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. kilasbisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terbaru
Minggu, 03 Agu 2025 09:04 WIB

Artsub 2025: Ketika Monsinyur Didik Menikmati Seni, Surabaya Jadi Lebih Hangat

Kilasbisnis.com, Surabaya - Sabtu sore, Balai Pemuda Surabaya mendadak lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada konser dangdut atau bazar kuliner, melainkan
Minggu, 03 Agu 2025 08:59 WIB

Artsub 2025 Resmi Dibuka, Giring Ganesha Optimistis Surabaya Jadi Episentrum Seni Rupa

Kilasbisnis.com, Surabaya - Pameran seni rupa kontemporer Artsub 2025 resmi dibuka di kompleks Balai Pemuda Surabaya, Sabtu sore, 2 Agustus 2025. Wakil Menteri
Sabtu, 02 Agu 2025 13:44 WIB

Pertamina Patra Niaga Gelar UMK Academy 2025, Dorong UMKM Naik Kelas dan Berdaya Saing

Kilasbisnis.con, - Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus kembali menggelar program UMK Academy 2025 sebagai upaya mendorong pelaku Usaha Mikro dan Kecil
Jumat, 01 Agu 2025 15:33 WIB

Pengadilan Tetapkan PT KAI Daop 8 Surabaya sebagai Pemilik Sah Rumah di Jalan Penataran No. 7

KILASBISNIS, SURABAYA -  PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya menyambut baik putusan Pengadilan Negeri Surabaya yang menyatakan aset
Jumat, 01 Agu 2025 15:27 WIB

SIG Jaga Profitabilitas Semester I 2025 Lewat Efisiensi dan Lonjakan Ekspor

KILASBISNIS, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG berhasil menjaga profitabilitas di tengah tantangan pasar domestik sepanjang semester I 2025.
Jumat, 01 Agu 2025 15:15 WIB

Lenovo Luncurkan Ekosistem Legion Terbaru di Indonesia

KILASBISNIS, Jakarta - Lenovo resmi meluncurkan ekosistem Lenovo Legion terbaru yang didukung oleh prosesor Intel® Core™ Ultra HX di Indonesia. Produk ini di