Penulis: Ronald Marco - Praktisi Pasar Modal
Kilasbisnis.com, Surabaya - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 sebesar US$137,5 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Kondisi ini turut membawa rupiah terdepresiasi ke level 15.161 atau melemah 0.5% terhadap US dollar. Rilis risalah the FED minggu lalu yang cenderung hawkish membuat US dollar menguat, hal ini tercermin dari kenaikan yield surat utang US (US Treasury notes) bertenor 10 dan 30 tahun merespon kenaikan lanjutan FED rate yang diperkirakan akan kembali dikerek 2 kali dalam tahun ini.
Untuk kondisi pasar saham sendiri selama sepekan bursa global anjlok cukup dalam dampak dari pelemahan ekonomi China dan sentimen suku bunga The Fed,meski IHSG sempat melakukan perlawanan dan bergerak anomali, pada akhirnya pada penutupan pasar jumat (07/07) Composite turun signifikan -0.5% atau -41 point dan tutup di level 6716.46 disumbang penurunan pada sektor energi(-1.06%) dan sektor lainnya yang juga melemah. Hanya 2 sektor yang positif yaitu sektor Industri dasar(+0.49%) dan sektor Cylical konsumer (0.31%). Pemicu turunnya indeks pada perdagangan jumat salah satunya ada penurunan cadev dan juga pelemahan rupiah selain sentimen melemahnya bursa regional dalam sepekan.
Selama belum adanya sentimen positif dari rilis data ekonomi maka diperkirakan IHSG akan kesulitan mengalami penguatan kembali mengingat kondisi market di US, Eropa dan juga Asia cenderung masih melemah. Patut dicermati data inflasi dan data PPI (Producer Price Index) China yang akan rilis senin esok (10/07) yang berpotensi membawa dampak pada pergerakan pasar sepekan ke depan dan juga keseluruhan pergerakan pasar dalam bulan Juli ini. Untuk domestik sendiri senin esok rilis data Indeks Keyakinan Konsumen dapat menjadi sentimen penggerak bursa pada esok hari.
Untuk IHSG sendiri secara tekhnikal signal bearish kembali terlihat dengan pola bearish engulfing dan dengan RSI yang cenderung datar selama sepekan menunjukkan pergerakan market minggu lalu tidak mengubah peta tekhnikal. Hampir selama 8 minggu terakhir indeks cenderung sideway dengan pergerakan pada rentang 6562-6772, dengan kenaikan 2 pekan terakhir yang lebih bersifat rebound sesaat dan volume bulanan yang terpantau lemah maka diprediksi esok hari market akan kembali turun menguji level 6690 yang merupakan support kedua secara harian (support 1 6710). Benteng pertahanan terakhir IHSG di level 6680 menjadi titik terkuat selama pekan depan dengan resiko penurunan lebih dalam bila level tersebut ditembus.
Berikut saham-saham yang kami prediksi menguat esok hari berdasarkan dukungan Fundamental dan Teknikal serta pengolahan team research Marcomology, perlu diketahui sebagai informasi Marcomology merupakan group komunitas saham yang didirikan untuk membantu para investor
dalam edukasi dan research saham secara mandiri dan berkualitas untuk memperoleh hasil investasi pada instrumen saham yang optimal.
(Untuk konsultasi Admin Marcomology : 087852581485 Marco atau 08123589928 Erich ) :
1.UCID (Uni-Charm Indonesia Tbk)
Emiten popok bayi dan pembalut wanita dengan kinerja Q1 yang excellent dan kenaikan volume selama sepekan
Rekomendasi Buy UCID: 1190-1200 TP1 :1235 TP2: 1295 SL : 1145
2.STAA (Sumber Tani Agung Resources Tbk)
Rebound harga CPO membawa angin segar bagi emiten berbasis perkebunan dan mengalami medium tekhnikal rebound
Rekomendasi buy on Strength STAA : 895 TP1: 925 TP2 : 950 SL: 865
3.BACA ( Bank Capital Indonesia Tbk)
Isu dan rumor akuisisi Bank yang masih marak dan technical rebound emiten Bank third liner
rekomendasi Buy BACA : 133-134 TP1 : 144 TP2: 152 TP3: 164 SL: 129
4.SWID ( Saraswanti Indoland Tbk)
Pola bullish dengan kenaikan volume pekan lalu mendorong potensi rebound
Rekomendasi buy SWID : 80-81 TP1 : 90 TP2: 98 TP3: 106 SL: 78
5.SPMA ( Suparma Tbk)
Kenaikan volume didukung kenaikan harga diatas resistance kuat
Rekomendasi Buy SPMA: 454-460 TP1 : 475 TP2 : 500 SL 442
Disclaimer: Ulasan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. kilasbisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Editor : Redaksi